Laporan Wartawan Tribun Jateng, Muh Radlis
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Tim Resmob Polrestabes Semarang bersama jajaran Polsek Pedurungan menangkap 10 orang pelaku perampasan atau begal yang sering beraksi di Kota Semarang.
Ironisnya, sembilan anggota kawanan begal itu masih di bawah umur. Bahkan empat dari mereka, masih berstatus sebagai pelajar di SMA negeri di Demak.
Mereka berbaris rapi di lapangan utama Polrestabes Semarang dalam kondisi menggunakan penutup wajah, Senin (16/3). Mereka adalah TP (17), AS (17), F (16), MAS (18), MUN (15), DW (16), HAR (16), SN (17), RH (14), AR (17), yang semuanya adalah warga Mranggen, Demak. Satu per satu mereka diinterogasi oleh Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Djihartono.
Pengakuan seorang pelaku, SN, perampasan yang mereka lakukan hanya iseng untuk mencari uang jajan. "Iseng aja Pak, buat jajan," kata SN singkat.
Setelah diinterogasi di bawah terik matahari, mereka dimasukkan ke dalam mobil untuk dibawa ke Mapolsek Pedurungan. Namun saat digiring ke mobil, 10 remaja dihukum jalan jongkok oleh polisi. "Jalan jongkok semua," ujar seorang polisi.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Djihartono mengatakan, penangkapan kelompok ini berawal saat pihaknya menerima laporan dari NH (18), korban yang dibacok kelompok ini di Musala Kyai Morang, Penggaron Kidul, Pedurungan. Dari tangan korban, pelaku merampas handphone merek Mito.
Polrestabes Semarang menerjunkan timnya bersama tim Reskrim Polsek Pedurungan untuk meringkus seorang dari komplotan tersebut. "Kemudian satu per satu (anggota komplotan begal itu, red) kami tangkap di rumahnya," kata Djihartono.
Dari hasil pemeriksaan, para begal mabuk-mabukan di rumah seorang tersangka. Setelah mabuk, komplotan ini keluar dan mengeroyok seorang pria di daerah Horison, Demak. Lalu, mereka mengarah ke Jembatan Layang Genuk, Semarang, dan memalak seseorang di jembatan itu. Uangnya lalu digunakan membeli bensin motor.
Aksi brutal mereka berlanjut sampai ke Klipang, Tembalang, dan memukuli dua orang. Dua orang yang ditemui di Jembatan Penggaron juga menjadi korban penganiayaan komplotan ini. Korban mengalami luka bacok di kepala dan tangan kiri.
"Total kami tangkap 10 orang, sembilan di antaranya masih di bawah umur," kata Djihartono.
Kelompok yang beranggotakan 11 orang ini bergantian beraksi di beberapa lokasi. Tercatat, kelompok ini sudah beraksi sebanyak 16 kali di Kota Semarang dan Demak. "Masih ada satu orang anggota komplotan yang buron," katanya.
Berbekal senjata tajam jenis parang, pisau dan celurit, mereka merampas barang korban yang melintas di jalanan sepi. "Mereka ini sadis, tidak menodong tapi langsung bacok. Setelah membacok baru ambil barang korban," katanya.
Kali terakhir kali beraksi, kata Djihartono, pada Sabtu (14/3) malam, komplotan itu merampas barang berharga milik korban wanita dan membacok kepala korban.