TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA - Selama menjabat sebagai Bupati Purwakarta selama tujuh tahun berjalan, Dedi Mulyadi kerap mengenakan pakaian khas Sunda lengkap dengan ikat kepala dalam menjalankan tugasnya.
Entah itu rapat, kunjungan kerja ke daerah lain, atau menerima tamu di Pendopo Purwakarta.
"Sejak menjabat, saya enggak pernah pakai seragam dari Mendagri karena itu bikin saya stres," ujar Dedi belum lama ini.
Jika ia harus mengenakan seragam formal layaknya seorang bupati, menurutnya itu hanya membuang-buang waktu.
"Coba bayangkan misalnya dalam satu hari mimpin upacara bajunya gini, setelah itu ada kunjungan lagi bajunya gitu, lalu rapat di DPRD bajunya yang lain lagi, lalu ketemu masyarakat bajunya ganti lagi," ujarnya.
Karenanya, ia memilih menggunakan pakaian khas sunda berwarna putih lengkap dengan ikat kepala. Termasuk ketika menemui Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono belum lama ini.
"Nah hingga saya coba enggak usah lah terlalu formal, sesuai alam dan iklimnya saja. Makanya saya terus seperti ini, rileks dan santai dalam melakukan pekerjaan," katanya.
Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya selama menjabat pun, berawa dari hal-hal sederhana, dari aktifitas-aktifitas rileks dan santai.
"Itu yang berlaku di Purwakarta. Karena bagaimanapun, pemimpin itu harus jadi rajanya ide dan gagasan. Saya juga tekankan agar birokrat ini jangan dingin dan kaku karena dengan begitu imajinasinya jadi rendah. Karena enggak mungkin ada ide dan gagasan cemerlang dalam kondisi tegang terus," jelasnya. (men)