Pemburu buaya yang datang terdiri dari tiga orang.
Seorang yang tertua merupakan ayah dan paman dari dua orang lainnya.
Saat tiba di lokasi Minggu (22/3/2015) malam, ketiganya langsung melakukan ritual di tepi sungai.
"Mereka membawa beberapa barang. Seperti telur, beras kuning, pinang, sirih, kapur, dan lilin. Setelah itu mereka meminta agar malam itu tidak dulu dilakukan aktivitas di sekitar sungai," katanya.
Keesokan malamnya, ketiganya menyisir sungai dengan ketinting yang terpisah dari warga.
"Mereka bertiga sepertinya sudah berpengalaman. Mereka menyusuri sungai dengan cara mendayung ketinting. Setelah itu mereka menombak buaya yang menjadi sasaran," katanya.
Untuk menemukan buaya, ketiganya tampak jeli di kegelapan malam.
"Mereka sempat menghidupmatikan lampu senter ketika mendekati sasaran. Mereka juga bawa genset untuk "menyetrum" bila buayanya melawan. Tapi tampaknya tidak ada digunakan selama pencarian," katanya.
Usai menemukan jasad Andry di dalam perut buaya ketujuh yang diburu, ketiganya membawa kulit seluruh buaya tersebut.
Namun mereka tidak mau dibayar. "Mereka tidak minta upah. Kami belikan rokok saja," katanya.