News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pernikahan Anak Jokowi

Hari Baik Pernikahan Gibran dan Selvi Jatuh Minggu Wage Merujuk Penanggalan Jawa

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Istri Presiden Joko Widodo, Iriana Jokowi menggelar jumpa pers jelang pernikahan putranya, Gibran Rakabuming (tengah) yang akan menikahi Selvi Ananda (kanan) berbaju putih. Pernikahan putra sulung Jokowi akan dilangsungkan di Solo awal Juni 2015.

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Praktisi penanggalan Jawa di Solo mulai mencoba menghitung hari baik pernikahan putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dan Selvi Ananda yang akan jatuh pada bulan Juni 2015.

Kepastian pernikahan Gibran dan Selvi merujuk keterangan Iriana Jokowi. Ibu negara itu mengaku akan mempertimbangkan perhitungan Jawa dalam memilih tanggal pernikahan keduanya.

Totok Yasmiran, praktisi penanggalan Jawa di Solo, menjelaskan hari baik menurut adat Jawa bersumber dari berbagai kitab kuno di antaranya Kitab Serat Pawukon karangan Padmasusastra, Kitab Primbon Jawa karangan Tinoyo dan Kitab Centhini. Masyarakat Jawa biasanya melandaskan pada perhitungan tanggal baik untuk menentukan hari pernikahan, pindahan rumah atau acara besar.

Saat disinggung tentang hari baik yang ada di bulan Juni, Totok menjelaskan ada dua hari untuk melangsungkan pesta pernikahan. Hari tersebut adalah 6 Juni atau Sabtu Legi dan 14 Juni atau Minggu Wage. Masing-masing hari memiliki memiliki karakter, tapi hari Minggu Wage lebih baik untuk pernikahan.

"Sabtu Legi memiliki karakter lakuning rembulan (perjalanan rembulan), lalu Minggu Wage sifatnya lakuning angin (perjalanan angin) dan Satria Wibawa. Yang kedua ini lebih baik," terang Totok saat ditemui di Museum Radyapustaka, Solo, Kamis (16/4/2015).

Totok juga menghitung tanggal lahir atau weton kedua mempelai Gibran dan Selvi. Menurut tanggal Jawa, Gibran memiliki weton Kamis Legi (1 Oktober 1987) dan Selvi, Senin Pahing (9 Januari 1989).

"Dari weton keduanya bisa mempunyai arti, misalnya apabila wetonnya dijumlahkan hasilnya 13, lalu kalau ditambahkan keduanya jadi 26 lalu dibagi lima, sisa satu. Satu ini artinya di dalam Jawa, Sri atau simbol kemakmuran," imbuhnya. (Kontributor Kompas.com Surakarta, M Wismabrata)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini