"Entah bagaimana ia bisa masuk ke daerah tersebut," ujar Pujo.
Menurut Pujo, Mario nekat masuk ke ruang roda pesawat Garuda setelah sebelumnya mempelajari cara tersebut terlebih dahulu.
Berdasarkan pernyataannya, ujar Pujo, Mario sering membaca cara masuk pesawat secara ilegal di media-media sosial.
Selain itu, dia juga mempelajari kondisi di Bandara Sultan Syarif Kasim II.
"Dia tahu, pesawat akan berhenti sejenak sebelum tinggal landas. Nah, saat itulah dia masuk ke ruang roda pesawat," ujar Pujo.
Persoalan tersebut, kata Pujo, sudah menjadi kewenangan pihak otoritas bandara setempat. Dengan demikian, Garuda tidak memiliki kewenangan atas hal itu.
Selain itu, aksi nekat Mario kala menyusup ke ruang roda pesawat Garuda Indonesia GA 177 yang hendak terbang dari Pekanbaru menuju Jakarta turut mendapat perhatian dunia internasional.
Beberapa situs luar negeri tampak memberitakan aksi pria yang bercita-cita menjadi Menkokesra dalam kabinet kerja pemerintahan Presiden Jokowi.
Seperti situs berita asal London, Daily Mail, yang menulis 'Perantau putus asa bertahan hidup di roda pesawat pada ketinggian 34 ribu kaki selama satu jam sehingga dia bisa ke Jakarta untuk mendapatkan pekerjaan setelah mempelajari bagaimana menyelinap ke pesawat melalui internet'.
Masih dari Inggris, media The Guardian menulis 'Pemuda 21 tahun memanjat ke roda pesawat boeing untuk mengunjungi tempat kelahirannya di Jakarta'.
Sedangkan kantor berita Reuters, menulis 'Seorang pria Indonesia mendapat perjalanan gratis di dalam ruang roda pesawat minggu ini, bertahan dalam penerbangan hampir dua jam dalam udara yang tipis dan suhu di bawah nol'.
Sementara situs berita Telegraph, menulis 'Mario Steven Ambarita ditemukan linglung dan sempoyongan saat keluar dari ruang roda pesawat Garuda Indonesia di bandara internasional Soekarno-Hatta di Jakarta pada hari Selasa, Kompas, koran lokal Indonesia melaporkan'.
Sekadar informasi, Mario diketahui sebagai pria kelahiran Jakarta 21 tahun silam.
"Mario ternyata kelahiran Jakarta 30 Agustus 1993," kata Bintang di Kantor Otoritas Bandara Soeta, Rabu, (7/4/2015).