TRIBUNNEWS.COM, SALATIGA - Jembatan Sungai Tempuran yang menjadi penghubung antara Desa Bendungan dan Desa Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, putus, Kamis (30/4/2015) dini hari. Jembatan itu putus akibat terjangan banjir.
"Jembatan putus sekitar pukul 03.30 WIB. Sebelumnya Rabu malam jam setengah sembilan sampai setengah dua belas hujan tidak berhenti. Seingat saya hujan ini yang terlebat," kata M Ali Ardani (29), warga Desa Semowo, saat dihubungi, Kamis malam.
Seorang warga, petani Desa Semowo, Nano pun menjadi korban karena tak mengetahui bahwa jembatan yang akan dilintasinya putus. Nano yang mengendarai sepeda motor tercebur ke Sungai Tempuran hingga mengalami luka-luka.
"Ketika jembatan putus, warga belum sempat membuat penghalang. Sekitar jam setengah enam, waktu itu masih gelap, Pak Nano melintas dengan motor. Dia tercebur karena gagal mengerem," ujar Ali.
Jembatan Sungai Tempuran panjang 10 meter dan lebar 3 meter. Menurut Ali, jembatan tersebut terakhir diperbaiki pada tahun 1973. Kondisi jembatan sebenarnya sudah mengkhawatirkan karena gerusan air sungai.
"Seminggu yang lalu petugas PU meninjau jembatan. Karena sudah dilaporkan pondasi di kedua sisinya tergerus air sehingga terlihat menggantung," jelasnya.
Masyarakat dua desa berharap pemerintah segera memperbaiki jembatan tersebut. Saat ini, mereka memutar jalan lebih jauh untuk saling mengunjungi. Berdasarkan informasi, Kamis siang petugas dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang mendatangi lokasi dan mengecek jembatan putus tersebut. (Kompas.com/Syahrul Munir)