TRIBUNNEWS.COM, SITARO -Gunung Gunungapi Karangetang di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara meletus, Kamis (7/5/2015). Tidak ada korban jiwa dalam letusan ini.
Namun demikian, masyarakat menyebut ini adalah letusan paling dahsyat yang pernah mereka lihat. Luncuran awan panas yang mengarah ke sisi timur membumbung tinggi dan terlontar sampai sejauh 4 kilometer.
Menurut keterangan Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, peningkatan aktivitas vulkanik Gunungapi Karangetang ini telah menyebabkan 465 orang mengungsi.
Erupsi terjadi pada Kamis (7/5) pukul 14.00 WITA. "Erupsi disertai guguran lava pijar yang menimbulkan awan panas dan debu vulkanik tebal. Awan panas meluncur ke sisi timur sejauh 4 km," katanya.
Data sementara tidak ada korban jiwa. Hanya saja empat rumah warga yang berada di Kampung Kora-Kora Kelurahan Bebali Kecamatan Siau Timur dilaporkan telah rata dengan tanah.
"Pada Jumat (8/5) pagi terjadi satu kali luncuran awan panas dengan jarak luncur 2,5 kilometer. Luncuran awan panas mengarah ke selatan pusat letusan atau mengarah ke Kali Kahetang dan Kali Awang," jelas Sutopo.
Disebutkan, saat ini lontaran batu pijar dan awan panas masih terus berlangsung. "465 orang pengungsi tersebar di 3 titik pengungsian," katanya.
Pengungsi berasal dari Kelurahan Bebali Kecamatan Siau Timur yang berada di radius 5 km dari puncak kawah.
"Pengungsi tidak membawa barang apa-apa karena kejadian mendadak. Masyarakat sudah terbiasa dengan letusan Gunungapi Karangetang, namun letusan dengan awan panas kemarin adalah yang besar sehingga masyarakat langsung mengungsi,"katanya.
Tidak ada kenaikan status gunung terkait dengan erupsi sejak kemarin. Status Gunungapi Karangetang tetap Siaga (level III). Rekomendasi PVMBG bagi warga untuk tidak mendekati Karangetang dalam radius 4 kilometer dari kawah.
"BPBD Kab. Sitaro telah memberikan pelayanan kebutuhan dasar bagi pengungsi. Pendataan masih dilakukan. Kebutuhan mendesak adalah masker, permakanan, lauk pauk, pakaian, selimut, makanan bayi, dan alas tidur," tambah Sutopo.