Laporan Wartawan Tribun Timur, Wa Ode Nurmin
TRIBUNNEWS.COM, SUNGGUMINASA - Sedih bercampur kecewa kini dirasakan ribuan guru mengaji di Sulsel. Pasalnya honor mereka yang awalnya Rp 350 ribu perbulan, harus dipangkas Pemprov Sulsel hingga Rp 100 ribu perbulan.
Di Jeneponto, ratusan guru ngaji dari beberapa TPA, bahkan menolak menerima honor mereka yang senilai Rp 300 ribu untuk tiga bulan.
"Setelah kami membicarakan masalah ini dengan teman-teman lain, kami sepakat untuk tidak mau menerima honor tersebut. Kami seperti dilecehkan saja. Tidak dihargai. Padahal anggarannya tahun ini sama dengan tahun lalu. Tapi kenapa sekarang malah lebih kecil. Tidak sama dengan janji gubernur yang ingin menaikkan tunjangan guru mengaji," ujar Ketua Badan Koordinasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Jeneponto, Ustaz Armin Djalle, saat dihubungi Tribun Timur (Tribunnews.com Network), Kamis (7/5/2015).
Ustaz Armin menambahkan masalah pemangkasan honor akan dia bicarakan dengan anggota dewan provinsi, agar diperhatikan kembali nasib guru mengaji di Jeneponto yang jumlahnya 147 orang.
"Kami sudah berkomunikasi dengan anggota dewan di provinsi, Usman Lonta. Bagaimana kelanjutannya. Masa kalau artis ibukota yang datang dihargai puluhan juta, kita disini hanya Rp 100 ribu," tambahnya.
Yang lebih menyedihkan lagi juga dialami guru ngaji di Takalar. Mereka bahkan mengaku shock dengar honor baru harus sama dengan pertama kali keluar di tahun 2006.
Ketua BKPRMI Takalar, Ustaz Muh Nurdin, mengaku tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan para guru mengaji.
"Sampai sekarang saya belum menemukan kata-kata yang tepat untuk masalah itu. Mungkin diatas kata kecewa. Mengingat terlalu jauh perbedaannya yang kemarin dengan sekarang. Sangat-sangat kecewa," ujarnya sambil tertawa.
Menurutnya nilai tersebut sungguh jauh dari pikiran. Kembali ke sembilan tahun lalu. Dimana awal pemerintah provinsi mengeluarkan anggaran untuk para guru ngaji.
"Mungkin kalau Rp 250.000 kita masih bisa menerima. Tapi ini diluar dugaan. Sangat shock. Padahal banyak yang berpikir tahun ini honor bakal naik," katanya lagi.
Yang membuat Ustaz Nurdin semakin sedih, banyak guru mengaji yang menggantungkan hidupnya dari honor tersebut. Dari 137 yang menerima honor, 60 persen hidup dari honor mengaji.
"Bahkan ada teman-teman yang sudah telanjur meminjam uang diluar untuk mencukupi kebutuhan. Dengan harapan ketika honor keluar bisa dibayar. Tapi melihat nilai tersebut, sepertinya teman-teman terpaksa belum bisa bayar utang. Karena kebanyakan hidup mereka hanya menggantungkan dari honor itu," ujarnya.