TRIBUNNEWS.COM.KOTAMOBAGU - Warga Mongkonai, Kotamobagu Barat, Kotamobagu masih trauma.
Pembunuhan sadis yang dilakukan warga setempat HP (32) terhadap tetangga sebelah rumahnya, Jannah Modeong (40), masih terbayang.
Bagaimana tidak, Sabtu (9/5/2015) pagi, HP tiba-tiba mengamuk mengambil parang lalu menyerang Jannah hingga kepalanya terpisah dari tubuh.
Sadisnya, sambil teriak-teriak, HP membawa kepala korban ke jalan raya. Setengah jam kemudian, dia terlihat lemas ketika polisi datang dan tanpa kesulitan, tersangka langsung bisa dibekuk.
Di depan Wakapolres Bolmong, Kompol Nanang Nugroho, bisikan gaib menjadi alasan HP mengamuk dan membunuh Jannah Modeong.
Pagi itu, Jannah Modeong membantu memasak di keluarga adik tersangka karena adik iparnya meninggal dunia. Pun dengan HP, juga memasak di dapur.
Tanpa ada sebab-musabab, HP mengambil parang lalu mengamuk dengan menyerang Jannah Modeong.
"Saat itu tersangka sedang memasak, lalu katanya tiba-tiba mendengar ada suara bisikan kepadanya agar membunuh orang yang ada di sebelah kanannya," ungkap Wakapolres seraya menambahkan, orang yang ada di sebelah tersangka saat itu adalah Jannah Modeong.
Sore itu juga, jenazah korban langsung dimakamkan di Pekuburan Kelurahan Mongkonai. Tampak mobil patroli dan sepeda mtoro Polres Bolmong siaga di rumah duka.
Tampak juga Camat Kotamobagu Barat, Nasli Paputungan hadir menenangkan keluarga korban.
Pada Sabtu malam hingga Minggu (10/5) dini hari, lokasi kejadian begitu sepi. Dari lorong hingga jalan raya sepi. Sesekali saja ada kendaraan melintas di jalan raya yang jaraknya sekitar 100 meter dari lokasi kejadian.
Di depan rumah duka, hingga dini hari satu mobil patroli terparkir, sementara beberapa polisi berjaga di samping rumah sambil bercakap-cakap dengan beberapa keluarga korban.
Kakak korban, Pinuyut Modeong (61) mengaku menyerahkan semuanya kepada polisi untuk menuntaskan kasus ini. "Mereka yang melakukan proses hukum," ujarnya.
Ia mengatakan, pada saat kejadian ia berada di pesta perkawinan di Mongkonai Barat. "Ada informasi bahwa adik saya telah dipotong orang. Saya langsung bergegas ke lokasi," ujarnya.
Belum sampai di lokasi, Pinuyut menghentikan langkah kakinya. "Saya takut lihat darah, saya tak sanggup melihat kondisi adik saya," ujarnya.
Ketika, jenazah adiknya dibawa ke rumah sakit, barulah ia pergi melihat. "Namun di kamar jenazah pun saya tak kuasa melihat, saya langsung keluar dan kembali ke rumah," ujarnya.
Meskipun, ia dan adiknya jarang bertemu karena kesibukan mencari nafkah, tapi ia mengenak adiknya itu orang yang baik. "Dia itu orangnya suka bergaul," ujarnya.
Ditambahkannya, ia sangat menyayangkan kejadian ini bisa terjadi. "Memang di Mongkonai ada terjadi kasus, namun kali ini yang sungguh sadis," ujarnya.
Almarhum meninggalkan dua anak laki-laki, serta istri bernama Tieng Paputungan (42).
Pantauan Tribun Manado Minggu siang, rumah duka tak lagi dijaga aparat kepolisian, warga sekitar beraktivitas seperti biasanya. Mobil lalu- lalang di jalan raya seperti biasa.
Sementara itu, pantauan di Polres Bolmong, tersangka ditahan bersama tersangka kasus lainnya. Tidak ada pemisahan. Tersangka juga tidak berperilaku aneh-aneh. Malah terlihat ngobrol santai dengan sesama tahanan. (Tribun Manado/Handika Dawangi)