Karena haus, Ki Ageng Pemanahan akhirnya langsung meminum kelapa muda tersebut sekaligus. Hal itu membuat Ki Ageng Giring kecewa karena kelapa muda berisi wahyu Gagak Emprit miliknya diminum habis oleh Ki Ageng Pemanahan.
Setelah minum kelapa muda, Wahyu Gagak Emprit menjadi kenyataan. Keturunan Ki Ageng Pemanahan akhirnya menjadi raja Keraton Yogyakarta.
Petilasan Mbang Lampir sendiri saat ini dirawat oleh dua orang juru kunci, yakni Purwanto dan Pak Tris. Kedua orang tersebut merawat dan menjaga kebersihan petilasan yang sudah dibangun sejak tahun 1977.
“Petilasan ini dibangun sekitar tahun 1977 oleh Sultan Hamengkubuwono IX,”kata juru kunci Mbang Lampir, Purwanto saat ditemui pada Selasa ( 12/5/2015).
Dia mengungkapkan, petilasan Mbang Lampir ini sering dikunjungi oleh warga, termasuk kerabat Keraton Yogyakarta. Hanya saja, kedatangan kerabat Keraton Yogyakarta tidak menentu.
"Tidak mesti mas, dan waktunya tidak tentu. Memang setiap malam 1 suro banyak warga yang berkunjung kesini," ucapnya.