Fajar Menyingsing punya anggota 6.000 orang semuanya adalah eks narapidana. Organisasi itu didanai dan di-backup oleh Sutikno Wijoyo atau akrab dipanggil Pak Tik, orang dekat mantan presiden Soeharto.
“Awal terbentuk Fajar Menyingsing dengan kode etik dan moralitas bagaimana narapidana bisa bekerja secara layak. Mayoritas persoalan para eks narapidana adalah ekonomi. Saat itu kami direstui oleh Suparjo Rustam sebagai Gubernur Jateng,” ujar BM.
Dia juga mengaku pernah mendapatkan order menciptakan insiden berdarah “Lapangan Banteng” pada 1982.
BM sempat menghilang tahun 1983-an zaman Petrus atau Penembak Misterius.
Kawan-kawan BM satu per satu meninggal dengan cara tidak wajar dan mengenaskan.
Dia juga sempat sembunyi di Gunung Lawu 1984-1986. BM baru berani muncul setelah rezim Soeharto tumbang.
Ia kemudian membuat album compact disc (CD) berisi lagu-lagu yang bercerita tentang tragedi pembunuhan misterius.
Lagu-lagu pada album yang diberi nama “Tirai Kelahiran 83” itu dinyanyikan oleh anak BM, Lita Handayani.
Pelucuran album tersebut dilakukan di Kantor Komnas HAM pada tahun 2007. “Lewat lagu-lagu itu, saya berharap banyak pemerintah bisa mengusut tuntas kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu,” katanya. (tribunjateng/adi prianggoro)