TRIBUNNEWS.COM, BULUKUMBA -- Tiga siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Terbuka Makassar yang dilaporkan hilang pada Kamis (21/5/2015) ditemukan jadi pelayan café di Tanjung Bira, Bulukumba, Selasa (26/5/2015).
Ketiga siswa tersebut adalah Wardaningsih (14), Suharni (14), dan Nurhaliza (14).
"Kami baru tahu jika anak kami ada di Bira setelah menelepon ke nomor saya pukul 03.00 wita dini hari tadi (kemarin)," kata Najamuddin, orangtua Wardaningsih, kepada Tribun-timur.com, kemarin.
Menurut Najamuddin, berdasarkan pengakuan anaknya, hari Kamis (21/5/2015), ketiga siswi SMP itu pergi mandi-mandi di Tanjung Mammiri, Makassar.
Saat pulang, mereka bertemu ibu paruh baya yang menawari mereka tumpangan.
Ibu itu berjanji mengantar mereka ke alamat masing, Jl Maccini Sombala, Jl Bau Massepe, dan Jl Dg Tata.
Ketiga siswi itu naik ke mobil si ibu.
Wardiningsih cs tiba-tiba tak sadarkan diri. Mereka baru sadar saat tiba di Tanjung Bira.
Saat sadar, ibu yang berjanji mengantar mereka ke rumah masing-masing tak kelihatan lagi.
Ketiga siswi itu kemudian diserahkan ke pengelola tempat hiburan Cafe Cakrawala di Bira.
Mereka dipaksa bekerja jadi pelayan dan tidak dibiarkan keluar, karena pengelola cafe mengaku telah menyewa mereka Rp 1 juta.
"Anak kami tidak bisa keluar dari cafe karena mereka telah disewa oleh pengelola cafe dari perempuan yang membawanya Rp 1 juta ketiganya. Mereka bisa keluar jika telah cukup satu bulan bekerja di tempat itu," kata Najamuddin.
Ditawari Kencan
Suharni menceritakan pengalamannya menjadi "tawanan" dan pelayan cafe.
Mereka bertugas mengangkat dan menuangkan minuman ke pengunjung cafe, mendampingi tamu karaoke.