Laporan Wartawan Surya, Sugiyono
TRIBUNNEWS.COM, GRESIK - Sketsa dua wajah mayat yang ditemukan di hutan jati Panceng di Jalan Raya Daendels berhasil dibuat Polres Gresik, bekerjasama dengan Tim DVI Polri dan Universitas Airlangga Surabaya.
"Tim DVI bekerjasama dengan Unair. Di situ bisa dipelajari, mereka memiliki teknologi baru yang bisa memunculkan wajah yang sudah rusak," kata Kapolres Gresik AKBP Ady Wibowo kepada wartawan, Jumat (5/6/2015).
Hasil sketsa itu menunjukkan ciri-ciri rambut, hidung, wajah, usia dan rambut dua mayat.
"Tingkat akurasi sketsa ini antara 75 sampai 90 persen. Dengan ini bisa memberikan gambaran kepada masyarakat sehingga bisa ditemukan keluarga korban yang ditemukan di hutan hati di Desa Surowiti, Panceng," katanya.
Tinggi badan laki-laki 175 sentimeter, usia antara 20 sampai 27 tahun, wajah agak lonjong, rambut bergelombang pendek warna hitam, hidung besar mancung, telinga jenis anting gandul, bibir tebal, dagu berambut dan kulit kuning.
Sedangkan ciri-ciri perempuan, tinggi badan 165 sentimeter, usia antara 25 sampai 30 tahun, rambut lurus sebahu warna hitam, wajah agak bulat, hidung besar mancung, mata hitam, telinga jenis anting gandul, kulit kuning, dagu besar dan bibir tebal.
"Usia kematian kedua mayat ini dipastikan sekitar 30 sampai 45 hari. Sehingga organ tubuh sudah rusak. Sepertinya, orang ini terawat, sebab kulitnya bersih, tidak seperti gelandangan," katanya.
Dari autopsi Tim DVI Polda Jatim di RSUD Bhayangkara, kondisi kedua mayat tersebut belum bisa dipastikan sebagai korban pembunuhan meski ada bekas kekerasan di kepala korban.
"Motif pembunuhan masih belum diketahui, menunggu ada masyarakat yang mengakui keluarganya. Sejauh ini belum ada masyarakat yang melapor kehilangan anggota keluarga," kata Ady.
Menurut dia terpisahnya anggota badan kedua mayat tersebut bukan karena mutilasi tapi karena kondisi mayat sudah satu bulan lebih dan adanya binatang buas.
"Terpisahnya tengkorak itu bahwa hasil pengecekan Tim DVI tidak ditemukan dugaan mutilasi, pisahnya kepala dengan badan itu dampak dari binatang buas, seperti babi, anjing, dan lainnya serta pengaruh alam," katanya.
Kasatreskrim Polres Gresik AKP Iwan Hari Poerwanto mengatakan anggota berupaya mengungkap keberadaan dua mayat dan dua tengkorak.
"Jika melalui sketsa ini tidak ada keluarga yang lapor, kami tetap berusaha mencari dengan cara lain. Kita lihat dulu dengan mengedarkan sketsa ini melalui media masa," kata Iwan.
Iwan menambahkan penyelidik sudah memanggil dua orang saksi yakni Madenan (60) dan Abu Nandar (42), keduanya warga Desa Surowiti, Kecamatan Panceng. Madenan adalah pencari rumput yang menemukan dua mayat, Selasa (26/5/2015).
Sehari setelah ditemukan kedua mayat itu ditemukan lagi dua tengkorak yang tulang-tulangnya sudah berceceran.