News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gara-gara Haid, Tina Diselamatkan Hidupnya dari Om-om Nakal

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

llustrasi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus perdagangan manusia alias human trafficking memang bukan semata-mata ulah penyalur tenaga kerja nakal, tapi juga orang terdekat dan keluarga.

Di beberapa tempat, justru orangtualah yang menjadi pangkal seseorang terjebak dalam lingkaran perdagangan manusia.

Seperti halnya Laura, Tina (16) juga menceritakan bagaimana ia harus menjadi korban human trafficking karena dipaksa orangtuanya.

Tina dipaksa orangtuanya agar mau bekerja di cafe hiburan malam di Jawa Barat demi melunasi utang keluarga.

Jumlahnya, bagi sementara orang, jauh dari spektakular.

Tak berarti dibandingkan dengan jumlah uang dalam kasus-kasus korupsi yang sering ditayangkan di TV.

Apalagi kalau sampai mengorbankan putri sendiri. Tapi, begitulah.

Tina diserahkan kepada seorang pemilik cafe (dipanggil Mami) demi menebus utang sebesar Rp 1 juta saja.

“Sebenarnya aku gak mau. Takut kerja di klub malam. Takut diapa-apain sama om-om nakal. Tapi gimana lagi, kalau aku gak kerja, Bapak-ibu gak bisa makan,” paparnya.

Keterdesakan ekonomi dan perasaan telah membebani keluarga inilah yang akhirnya membuat Tina setuju bekerja di klub malam.

Mau tak mau, rela tak rela, Tina membiasakan diri berpakaian seksi dan minim.

Tank top, hot pants, serta rok mini menjadi kostum kerjanya.

Lalu apa saja tugasnya? Setiap hari dia harus melayani satu hingga tiga tamu dari yang masih muda hingga matang untuk menemani minum, bercanda bersama, makan malam, atau berbelanja.

Untunglah, selama empat bulan bekerja, dari Februari - Juni 2010, ia selalu berhasil menghindari ajakan untuk melanjutkan kencan ke tingkat selanjutnya, apalagi kalau bukan “menemani” di ranjang.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini