Laporan Wartawan Surya, Achmad Amru Muiz
TRIBUNNEWS.COM, BATU - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaeman blusukan mengunjungi sentra pertanian cabai di Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Kedatangan Mentan Andi Amran Sulaeman untuk melihat langsung hasil panen cabai sekaligus untuk mengetahui harga di tingkat petani. Dalam blusukannya, Andi Amran rela dibonceng dengan sepeda motor.
"Di sini harga cabai di tingkat petani sekitar Rp 7.000 per Kilogram, tapi terjadi kenaikan hingga 500 persen di pasar Jakarta dan Surabaya dengan harga di atas Rp 30.000 per kilogram. Sungguh luar biasa perbedaan harganya," kata Andi Amran Sulaeman, Rabu (24/6/2015).
Untuk itu, dikatakan Andi Amran, Bulog langsung diperintahkan membeli cabai dari petani langsung untuk digunakan operasi pasar kebutuhan makanan di Jakarta dan Surabaya.
Setidaknya, setiap hari dari wilayah Malang bisa dikirim satu hingga dua truk cabai ke Jakarta. Pembelian cabai itu akan terus dilakukan Bulog hingga Hari Raya Idul Fitri.
"Kami ingin harga cabai di Jakarta berada dibawah Rp 20.000 per kilogramnya, dan upaya membeli cabai langsung ke Petani akan terus dilakukan Bulog selain dari Malang juga dari Jawa Barat," ucap Andi Amran.
Demikian juga dengan Bawang Merah, ungkap Andi, pihaknya juga sudah meminta Bulog membeli langsung ke petani di wilayah Nganjuk dan Probolinggo. Karena ternyata harga bawang merah di tingkat petani dikisaran Rp 8.000 - 9.000 perkilogramnya. Dan harga tersebut jauh di bawah harga di pasar Jakarta yang mencapai sekitar Rp 36.000 per kilogramnya.
"Langkah membeli barang kebutuhan makanan langsung kepada petani merupakan terobosan untuk memutus mata rantai yang menyebabkan harga melambung di Kota Besar pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri nanti," tandas Andi Amran.
Memang, diakui Andi Amran, Pemerintah nyaris membuka kran impor untuk komoditas beras dan bawang. Ini setelah harga beras dan bawang merah mengalami kenaikan sebagai dampak dari menurunya stok dari petani.
Namun ternyata setelah dilakukan peninjauan ke daerah sentra-sentra penghasil komoditas pertanian ternyata terjadi panen cukup melimpah.
"Makanya, kami langsung batalkan rencana impor. Karena selama persediaan komoditi dalam negeri mencukupi maka impor tidak akan dilakukan," ucap Andi Amran.
Untuk mendorong dan memotivasi petani meningkatkan hasil pertanianya, Pemerintah terus memberikan berbagai bantuan. Mulai bantuan infrastruktur pertanian hingga bibit serta benih pertanian kepada petani. Tahun ini saja, Pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk bantuan pertanian mencapai Rp 16,9 triliun untuk 100 juta petani.
"Tahun depan alokasi anggaran tersebut bakal dinaikkan hingga Rp 30 triliun. Itu semua untuk menuju swasembada produk-produk Pertanian nasional sehingga tidak lagi melakukan impor," tutur Andi Amran Sulaeman.