Laporan Reporter Tribun Jogja, Padhang Pranoto
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Suasana berbeda nampak di pemakaman Sasana Laya Tiyasan, tempat Prada Alfian Zulfikar, salah seorang korban jatuhnya pesawat Hercules C-130 di Medan dimakamkan.
Tak kurang dari 30 orang berjaga di pintu dan di samping pusara prajurit TNI AU itu, Jumat (3/7/2015) malam.
Hingga jarum jam telah menunjuk pukul 22.30 WIB, namun penjagaan terhadap makam Prada Alfian tak terlihat kendor.
Meskipun berselimut dinginnya udara malam, warga seolah tak peduli. Ditemani sinar purnama, mereka tetap tampak siaga agar tak ada yang "membongkar" makam Alfian.
Seorang warga, Agus Widodo (37), mengungkapkan penjagaan terhadap makam Alfian itu didasari atas kepercayaan setempat.
Bila seseorang meninggal pada Selasa Kliwon, maka bagian dari jenazah yang telah dikuburkan, bisa dimanfaatkan untuk mengadakan 'ritual' tertentu.
"Ini sudah malam kedua warga menjaga makam Prada Alfian. Tujuannya untuk menghindarkan orang yang ingin mencuri kain kafan, atau bagian tubuh guna kepentingan ritual," ujarnya.
Hal serupa diungkapkan Marno, Ketua RT 1, Dukuh Tiyasan, Desa Tanjungsari, Kecamatan Manisrenggo-Klaten. Menurutnya, kepercayaan tersebut didasari atas kepercayaan turun temurun.
"Dulu ada uang pernah dicuri bagian tubuhnya jika orang tersebut meninggal pada Selasa Kliwon," urainya.
Seperti diketahui, peristiwa nahas yang merenggut nyawa Prada Alfian terjadi pada Selasa (30/6/2015). Menurut hitungan kalender Jawa, hari itu bertepatan dengan pasaran Kliwon.
Penjagaan itu sendiri rencananya akan dilakukan selama tujuh hari berturut-turut.
"Ini (Jumat, 3/7/2015) merupakan hari kedua. Nanti akan berakhir pada hari Minggu (5/7/2015) atau Minggu Kliwon, malam Senin Legi," ucap warga lain Wagiyo Aman Rujito (43).
Selama waktu tersebut, warga akan secara bergiliran menjaga kompleks pemakaman, yang berada 400 meter dari rumah duka.
Setiap malam, dijadwalkan 30 warga bersiaga hingga Subuh, atau menjelang matahari terbit. Adapun penjagaan dimulai sekitar pukul 21.00 WIB, seusai tahlilan (doa bersama).
Sementara itu, pihak keluarga pun tidak merasa keberatan dengan hal tersebut. (*)