TRIBUNNEWS.COM.JOGJA– Keraton Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat akan menggelar Garebek Syawal yang juga sekaligus hari pertama Idul Fitri sesuai penanggalan Jawa pada 18 Juli 2015 mendatang.
Penanggalan tersebut memang berbeda dengan Muhammadiyah yang telah menetapkan 1 Syawal pada 17 Juli.
Menurut penuturan kerabat Keraton, Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Yudhaningrat, perbedaan itu hal yang wajar.
Karena penghitungan penanggalan Jawa menggunakan rembulan, sementara penanggalan Masehi menggunakan matahari.
“Bedanya menghitungnya menggunakan bulan dan matahari. Kalau matahari untuk penghitungan penanggalan nasional (masehi), kala Jawa pakai bulan,” katanya.
Ia juga mengungkapkan, undangan dari Keraton untuk tradisi Grebeg Syawal juga telah disebar.