TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Beberapa hari lalu orang dari Balai Arkeologi Nurhadi Rangkuti, Retno Purwanti, dan Sejarawan Farida diundang Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Irene Camelyn bertandang ke kantornya.
Selain mereka bertiga adapula beberapa akademisi dan peneliti yang hadir. Raut wajah Irene cukup serius saat itu, Nurhadi beranggapan ada hal yang sangat penting yang akan disampaikan.
Terlebih cara Irene berbicara seolah akan menyampaikan kabar buruk.
Benar saja Irene mengatakan bahwa Yayasan Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) dari Malaysia akan melakukan investasi di Sumsel. Bukit Siguntang menjadi pilihannya.
Melalui sistim Build Operate and Transfer (BOT) Yayasan DMDI akan mengelola Bukit Siguntang.
Mereka sendiri telah mengutarakan niatnya kepada Gubernur Sumsel, Alex Noerdin, Juni lalu.
Bukit Siguntang sendiri merupakan bukit kecil setinggi 29—30 meter dari permukaan laut yang terletak sekitar 3 kilometer dari tepian utara Sungai Musi.
Secara administratif situs ini masuk Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang.
Di atas Bukit Siguntang terdapat kompleks pemakaman yang menurut penduduk lokal dikaitkan dengan tokoh-tokoh raja, bangsawan dan pahlawan Melayu-Sriwijaya seperti Raja Sigentar Alam, Pangeran Raja Batu Api, Putri Kembang Dadar, Putri Rambut Selako, Panglima Tuan Junjungan, Panglima Bagus Kuning, dan Panglima Bagus Karang.
Rencananya kawasan Bukit Siguntang akan dibagi menjadi dua bagian, pertama untuk tempat-tempat bersejarah seperti makam, kampung buku, museum kapal, teater, dan bagian kedua untuk tempat rekreasi masyarakat seperti tempat untuk memberi makan hewan, taman bunga, dan restoran tradisional. Tempat ini kelak akan diberi nama Parameswara Heritage.
"Kita telah menyatakan sikap bahwa Bukit Siguntang fokus sebagai situs Kerajaan Sriwijaya dan menolak dipergunakan untuk yang lain," ujar Nurhadi Rangkuti saat diwawancarai Tribun Sumsel, Minggu (12/7).
Usai pembicaraan dengan Irene tersebut para peneliti dari Balai Arkeolog Palembang merasa was-was.
Mereka khawatir situs Kerajaan Sriwijaya Bukit Siguntang akan mengalami nasib serupa dengan situs-situs lain yang kini menjadi pemukiman warga.
Menurutnya sebelum situs Bukit Siguntang ada beberapa situs di Palembang yang telah hilang seperti di sekitaran Pelabuhan Boom Baru dan Pusri.