TRIBUNNEWS.COM.UNGARAN - Polisi meminta sopir bus Rhema Abadi, YS, agar menyerahkan diri. Dia diminta untuk berani mempertanggungjawabkan kecelakaan maut di jalur alternatif Salatiga - Magelang pada Kamis (16/7/2015) dini hari.
Kasat Lantas AKP Prayudha Widiatmoko mengatakan, pihaknya mencari keberadaan YS ke sejumlah titik yang diperkirakan menjadi tempat persembunyiannya. YS sempat terlacak di Terminal Terboyo namun jejaknya hilang saat polisi datang. Tempat kediamannya pun di Suruh sudah didatangi tetapi YS tak ada.
"Pihak keluarga sudah kami mintai tolong untuk membujuk sopir tersebut pulang atau menyerahkan diri. Namun, sampai sekarang dia tidak bisa dihubungi karena teleponnya mati," jelas Kasatlantas.
Penyelidikan dan penyidikan sementara penyebab kecelakaan, karena kondisi bus tak laik jalan, mengalami rem blong. Hasil pengecekan, izin trayek armada angkutan massal itu ternyata sudah habis sejak 2014 silam.
"Sementara ini, sopir diduga lalai karena memaksakan kendaraan yang tak layak jalan untuk dikendarai," ujarnya.
Menilik kasus tersebut, Polres Semarang meminta pihak Dinas Perhubungan untuk lebih ketat mengawasi kelayakan angkutan umum.
Terlepas dari itu, pihaknya juga mengidentifikasi lokasi kejadiaan sebagai lokasi yang rawan kecelakaan. Sebab di sepanjang jalur Getasan, kondisi kontur jalan naik turun tajam, kanan kiri jurang, sempit, minim penerangan dan tidak ada jalur kejut.
"Karena kalaikan dari angkutan umum itu sangat vital, membawa banyak orang. Kami juga minta Pemudik atau sopir untuk lebih berhati-hati saat di jalan. Cek kondisi kendaraan dan badan," ujar Yudha.
Diberitakan sevelumnya, pada H-1 Lebaran atau Kamis (16/7) dini hari, kecelakaan beruntun melibatkan sebuah bus dan tiga mobil terjadi di jalan wilayah Deplongan, Getasan, Kabupaten Semarang.
Bus Rhema Abadi AA 1541 CA, dari arah Magelang, diduga mengalami rem blong dan menabrak dua unit L 300 angkutan barang dan penumpang serta sedan Toyota Great Corolla-SEG K 7615 AF yang melaju berlawanan. Lima orang tewas dan sembilan lainnya mengalami luka akibat kejadian tersebut. (Kontributor Ungaran, Syahrul Munir)