TRIBUNNEWS.COM, SEKAYU--Munculnya titik api pada lahan gambut yang berada di beberapa Kecamatan pada Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), kini bertambah.
Pada, Jumat (24/7/2015) jumlah titik api ada 18 titik, dan setelah dilakukan pemantauan kembali bertambah menjadi 30 titik setelah dilakukan pemantauan pukul 06.00, Minggu (26/7/2015).
"Setelah kita lakukan pantauan melalui satelit BMKG pukul 06.00, Minggu (26/7). Titik api yang sebelumnya 18 titik naik mejadi 30 titik, titik api yang muncul tersebut berada pada Kecamatan Bayung Lencir 26 titik dan Kecematan Sungai Keruh 4 titik," kata Kepala Dinas BPBD Muba, Drs Syafarudin ketika dikonfirmasi mengenai kemunculan titik api, Minggu (26/7/2015).
Untuk mengatasi permasalahan yang muncul tersebut, tim dari Manggala Agni dan Tim Reaksi cepat (TRC) BPBD Muba sudah turun ke lokasi untuk melakukan pemadaman.
"Manggala Agni dan TRC BPBD Muba telah turun untuk mencoba memadamkan titik hotspot tersebut. Serta saat ini sedang dilakukan pembahasan, untuk pemadaman lewat udara melalui Water Bombing dari BNPB Provinsi," ungkapnya.
Ia menjelaskan, bertambahnya titik api di beberapa Kecamata di Muba. Dikarenakan saat ini musim kemarau, sehingga intensitas kebakaran lahan cukup tinggi, apalagi untuk lahan gambut yang dinilai sangat tebal dibeberapa Kecamatan di Muba.
"Kita berharap musim kemarau cepat berlalu, agar titik api yang ada bisa segera padam," harapnya.
Sebelumnya, Wakil Bupati Musi Banyuasin (Muba) Beni Hernedi menggeluarkan status tanggap darurat mengenai kebakaran lahan gambut ini.
Titik hotspot yang ada di Muba telah kita tetapkan status tanggap darurat karena asap yang ditimbulkan sangat banyak.
“Walaupun belum memenuhi status tanggap darurat pada SOP, kita akan melakukan pencegahan dengan segera. Apabila hal ini tidak segera diatasi dengan segera takutnya titik hotspot akan menjadi lebih besar,” ungkap dia.
Dari pantuan udara yang telah dilakukan, nantinya tim pemadam yang ditugaskan akan mengalami beberapa kesulitan.
Kesulitan pertama yakni spot berada dalam kawasan hutan dan susah untuk ditempuh.
Dan permasalahan kedua ialah, adanya dugaan pembakaran lahan yang dilakukan oleh masyakarakat untuk membuka lahan.
“Saat ini kita telah menurunkan tim dari Manggala Akni dan BPBD untuk melakukan pemadaman, serta kita juga akan mengimbau kepada camat dan kades untuk tanggap dalam membantu memadamkan titik hotspot ini.
Kita kembali mengimbau masyarakat untuk tidak membakar hutan, karena sudah tertuang dalam maklumat Kapolda Sumsel mengenai larangan membakar lahan dan hutan,” jelasnya. (fajeri ramadhoni)