Laporan Wartawan Surya, Sutono
TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Menjelang pelaksanaan Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama, warga Jombang resah karena beredar isu serbuan pencopet dari luar kota bakal beraksi.
Isu tersebut tersebar cepat melalui pesan berantai di jejaring sosial. Berdasar pesan tersebut, setidaknya ada dua truk berisi pencopet dan penjambret dari luar kota yang masuk ke Jombang.
Kapolres Jombang, AKBP Sudjarwoko, mengaku sudah mendengar isu tersebut. Ia mengimbau masyarakat tidak usah mempercayanya. Meski begitu ia meminta muktamarin dan masyarakat tetap waspada dan menjaga barang bawaannya.
Pesan beredar di jejaring sosial media berisi isu dua truk copet jelang Mukmatar ke-33 Nahdaltul Ulama di Jombang pada 1 sampai 5 Agustus 2015. Namun hal itu dibantah Kapolres Jombang, AKBP Sudjarwoko.
Polres Jombang sudah sendiri menerjunkan tim untuk mengantisipasi aksi kejahatan yang dimungkinkan terjadi di tengah ramainya pelaksanaan Mukmatar ke33 NU dari 1 sampai 5 Agustus 2015.
“Mereka bisa jadi menyamar dengan pakaian ala kiai, berkopiah putih, berbaju koko, dan bersarung,” kata Sudjarwoko kepada wartawan, Selasa (28/7/2015).
Personel Polres Jombang, sambung Sudjarwoko, siap mengamankan dan melindungi muktamirin yang bakal mengikuti prosesi muktamar.
Anggota tim pengamanan pun sudah disebar di titik-titik keramaian. Di antaranya di alun-alun, Stadion Merdeka, dan empat pondok pesantren yang menjadi lokasi pelaksanaan muktamar.
Sudjarwoko menambahkan, untuk pencegahan, Polres Jombang bakal berkoordinasi dengan pihak panitia. Menurut dia, peserta muktamar akan diketahui memiliki tanda pengendal. Sedangkan simpatisan tidak.
"Imbauan saya, pengunjung, penggembira, bisa menjaga diri sendiri, barang dan lingkungannya. Tidak usah percaya isu berlebihan, karena polisi siap membantu mengamankan," tegas dia.