TRIBUNNEWS.COM.JOMBANG - Ketua Umum terpilih Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj berjanji tidak akan membawa NU ke panggung politik. Dia akan fokus pada pengembangan ekonomi kerakyatan dan pendidikan rakyat kecil.
"Saya tidak memiliki agenda politik. Agenda saya hanyalah agenda NU, bukan yang lain," katanya seusai pemilihan di forum Muktamar ke-33 NU di Alun-alun Jombang, Kamis (6/8/2015) dini hari.
Selain itu, dalam agenda lima tahun ke depan, Said juga akan lebih fokus pada program kepemudaan, khususnya dalam penguatan ideologi ahlussunnah wal jamaah, untuk menghindari pengaruh serangan ideologi Islam radikal.
"Kami akan buat NU menjadi Jam'iyah yang lebih moderat dan toleran, dan bermanfaat bagi warga NU, bangsa, dan bahkan dunia," ujarnya.
Said Aqil kembali terpilih memimpin NU untuk masa bakti 2015-2020. Dalam sidang voting pemilihan Ketua Tanfidziyah PBNU dini hari tadi, Said berhasil menghimpun 287 suara, setelah itu As'ad Ali dengan 107 suara, dan KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) 10 suara.
Sidang pemilihan yang dipimpin Sekretaris PWNU Jatim, Prof Akhmad Muzakki, sebenarnya akan melakukan pemilihan tahap dua karena syarat maju di pemilihan tahap dua bagi As'ad Ali adalah 99 suara. Namun, mantan pimpinan Badan Intelijen Negara (BIN) itu memilih mundur dari pemilihan dan memilih mendukung Said Aqil.
Dalam kesempatan itu, KH Mustofa Bisri (Gus Mus) mengundurkan diri dari Rais Aam dan digantikan dengan KH Ma'ruf Amin. Mekanisme pemilihan Rais Aam pada muktamar kali ini menggunakan mekanisme musyawarah mufakat ulama atau ahlul halli wal aqdi (AHWA). (Kontributor Surabaya, Achmad Faizal)