TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Gelaran Muktamar NU ke-33 di Alun-alun Jombang masih menyisakan masalah.
Selain hasil muktamar bakal digugat Forum Lintas PWNU kontra diterapkannya ‘ahlul halli wal aqdi (AHWA)’, juga meninggalkan pekerjaan rumah (PR) bagi pemkab Jombang.
Itu diantaranya rumput Stadion Merdeka dan Alun-Alun Kota Jombang yang langsung mengering usai pergelaran Muktamar NU.
Selama Muktamar NU ke-33, stadion digunakan untuk NU Expo, yang ditempati ratusan tenda peserta ekspo.
Sedangkan di alun-alun, dipasang tenda atau ‘dome’ raksasa, yang digunakan selain sebagai ajang pembukaan yang dihadiri Presiden RI Jokowi, juga digunakan untuk sidang-sidang pleno.
Melihat kondisi ini, Pemkab Jombang melalui Dinas PU Cipta Karya, Tata Ruang, Kebersihan dan Pertamanan langsung bergerak cepat. Yakni, dilakukan penyiraman dan pemupukan rumput di dua lokasi.
Penyiraman dilakukan mulai Senin (10/8/2015), usai seluruh tenda dibongkar.
"Rumput di stadion dan alun-Alun mulai mengering, karena enam hari tertutup tenda dan karpet yang digunakan perlengkapan dekorasi Muktamar NU. Karena itu, kami lakukan pemupukan dan penyiraman," jelas Kabid Pertamanan Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Jombang, Miftakhul Ulum,
Namun bila dengan cara (penyiraman) tersebut tetap tak bisa mengembalikan kondisi rumput seperti semula, Dinas PU CKTRKP akan melakukan penanaman dengan benih rumput yang baru.
Menurutnya, rumput di dua lokasi tersebut membutuhkan perbaikan. Sedangkan untuk rumpu taman kota tidak mengalami kerusakan apapun.
"Rumput digenangi air lebih dulu, dan kemudian dipupuk. Kalau masih tetap tidak bisa pulih, kami ganti dengan rumput baru," kata Ulum.