News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Daging Sapi Langka

Tolak Rencana Impor Sapi, Petani Sragen: Itu Menyengsarakan Petani

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, SRAGEN – Rencana pemerintah untuk mendatangkan sapi impor menyusul kenaikan harga daging sapi dan mogoknya sejumlah pedagang daging di Jakarta dan sejumlah kota besar lainnya membuat kalangan peternak lokal Sragen resah.

Selain menolak wacana impor, mereka juga meminta pemerintah tegas memberantas mafia yang sengaja mempermainkan distribusi sapi lokal agar bisa dijadikan alasan untuk mengimpor.

Peternak asal Karanganom, Taraman, Sidoharjo, Parmanto (44) menolak tegas wacana impor sapi yang bergulir di pemerintah pusat belakangan ini. Menurutnya, impor hanya akan menguntungkan segelintir pihak namun menyengsarakan peternak lokal.

Seperti yang selama ini terjadi, kebijakan impor biasanya langsung membuat harga sapi lokal anjlok hingga 40 %. Padahal, beban biaya produksi yang dikeluarkan peternak saat ini sudah tinggi karena harga pakan yang selalu meningkat.

Untuk empat ekor sapinya yang rata-rata berumur 2 tahun, sebulan saja sudah menghabiskan bekatul dan pakan hampir Rp1 juta.

“Dulu ketika ada impor, harga sapi lokal yang biasanya Rp17 juta, langsung turun jadi Rp13 juta. Kami melihat impor itu bukan solusi tapi justru menyengsarakan peternak. Kalau mau aman silahkan diberantas mafia yang memainkan kondisi daging di Jakarta sana,” ujarnya.

Senada, peternak asal Pengkol, Tanon Darsono (48) juga khawatir rencana pemerintah dengan mendatangkan sapi impor akan berimbas mematikan nasib peternak lokal.

Karenanya ia sangat berharap pemerintah menahan desakan impor dan lebih mengoptimalkan pasokan daging dari dalam negeri. Sementara itu harga daging sapi di Sragen saat ini mencapai Rp85 ribu per kilogram.

Penulis: Wardoyo
Sumber: JogloSemar.co

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini