Laporan Wartawan Tribun Jateng, Raka F Pujangga
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Presiden Joko Widodo, menyebutkan belum seluruhnya lahan yang dibutuhkan PLTU Batang seluas 225 hektare itu dibebaskan.
Menurutnya, jika masih ada sekitar 1,9 persen lahan yang bermasalah, hal tersebut tak menjadi masalah.
"Masih ada 1,9 persen yang masih bermasalah, itu kan tidak sampai dua persen. Tapi Gubernur tadi bisik-bisik sanggup menyelesaikan," katanya.
Dalam obrolan, di depan kursi VIP tersebut, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berjanji kepada Jokowi akan menyelesaikan tepat waktu.
"Tadi Gubernur bisik-bisik sebulan beri saya waktu untuk menyelesaikannya. Belum saya suruh sudah menyanggupi," kata dia.
Menurut politisi PDI Perjuangan, memang bekerja harus memiliki target seperti itu. Tidak ada lagi proyek mangkrak, atau proyek yang tidak bisa diselesaikan.
"Ini menjadi bukti pemerintah bisa menyelesaikan persoalan. Jangan ada yang ragu lagi investor masuk ke Indonesia," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo, datang ke PLTU Batang menggunakan helikopter sekitar pukul 09.40 WIB, Jumat (28/8/2015).
Turut hadir dalam kegiatan tersebut di antaranya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo.
Peresmian pembangunan proyek itu menjadi simbol keberpihakan pemerintah kepada pembangunan untuk kepentingan umum.
Direktur Utama PT Bhimasena Power Indonesia, Mohammad Effendi, mengatakan proyek pembangkit listrik tenaga uap itu menggunakan teknologi ultra super critical (USC).
"Teknologi tersebut, saat ini menjadi teknologi mutakhir terbesar di Asia Tenggara. Teknologi ini mempunyai tingkat efisiensi tinggi, dan dampak lingkungan rendah," kata dia.