TRIBUNNEWS.COM, KEFAMENANU -Batu suiseki asal Timor Tengah Utara (TTU) memiliki keunikan sehingga dipromosikan perajin asosiasi batu mulia Kefamenanu dan dipamerkan pada HUT ke-39 Kota Kefamenanu.
Disaksikan Pos Kupang, saat pembukaan pameran HUT Kefamenanu, Sabtu (12/9/2015) malam, selain batu akik, batu suiseki atau biasa disebut batu seribu satu pesona pun dipamerkan. Ada batu berbentuk kura-kura, burung, tengkorak, fosil. Ketika dipandang dari jarak jauh akan memancarkan keindahan bentuk artistik. Sementara dari dekat, dapat dinikmati mutu dan kualitas batu, keindahan serat alur dan tekstur yang alami.
"Nah, karena batu-batu tersebut sangat bernilai, maka sangat layak untuk dijadikan satu peluang usaha. Kuncinya adalah memahami seni suiseki dan punya jiwa petualang," ujar pembina kelompok pengrajin batu mulia Nekmese Kefamenanu, Kukuh Pribadi.
Untuk mencari jenis batu suiseki tersebut, demikian Kukuh, tidaklah sulit. Bisa juga ditemukan di sekitar lingkungan dimana kita tinggal. Namun, kata Kukuh, biasanya batuan seperti ini banyak ditemukan di alam terbuka dan daerah-daerah yang dekat dengan aliran sungai.
Batu suiseki banyak di TTU, tapi untuk mencari batu-batu yang memiliki bentuk seni tinggi, butuh ketelatenan dan jiwa petualang yang tinggi.
Batu suiseki, jelas Kukuh, di Korea disebut su-seok yang artinya batu berumur tua, di Cina disebut shangshe yang artinya batu-batu indah, sementara di Jepang disebut suiseki yang artinya batu air. "Kami sudah temukan lama. Banyak yang belum mengerti klasifikasi batu-batu seperti apa. Sebenarnya sudah lama dikumpulkan, pas moment seperti ini ya kita pemerkan supaya masyarakat tahu," kata Kukuh.
Harga penjualan batu suiseki, kata Kukuh, variasi sesuai obyek dari batu tersebut. "Harga perkenalan saja. Tergantung jenis dan bentuk batu-batu ini juga. Masih banyak sebenarnya di rumah tapi kita tampilkan dulu sebagian," katanya.
Memeriahkan HUT ke-39 Kota Kefamenanu, Pemkab TTU melaksanakan berbagai kegiatan seperti pameran pembangunan atau expo, pasar rakyat, hiburan rakyat oleh artis ibukota dan artis lokal, pemilihan bintang radio, festival seni budaya TTU, lomba kuliner/masakan khas, pesta rakyat simpedes, misa ekumene dan festival tutur adat. Selain itu, napak tilas terhitung tanggal 19-21 September 2015, karnaval budaya, dan
upacara bendera sekaligus penutupan. (abe)