TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Belasan pelajar perwakilan berbagai sekolah di Jombang mengirimkan 600 pucuk surat kepada Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko, Jumat (25/9/2015).
Dalam surat itu mereka meminta agar Bupati Nyono menghentikan penebangan pohon asam yang ada di pinggir-pinggir jalan.
Mereka khawatir, jika penebangan pohon asam di pinggir jalan terus dilakukan, maka bisa merusak ekosistem alam.
Ini mengingat peran pohon berkambium itu memiliki peran sangat penting dalam menjaga ekosistem alam. Mulai menyimpan air, menahan erosi, hingga fungsi menyimpan zat CO-2 atau karbondioksida.
Yang menarik, 600 surat cinta itu dikemas dalam amplop berukuran jumbo.
Selanjutnya, belasan pelajar itu ramai-ramai membawa amplop raksasa tersebut ke ruang kerja bupati di kantor Pemkab Jombang Jalan Wahid Hasyim.
Tapi sayangnya, Bupati Nyono itu tidak ada di ruang kerjanya.
Bupati Nyono sedang mengikuti tenis bersama koleganya di lapangan tenis ‘indoor’ Jalan Kusuma Bangsa.
Belasan pelajar yang tergabung dalam gerakan peduli pohon asam itu lantas menyusul ke tempat tersebut.
Di depan lapangan tenis itulah para pelajar ditemui bupati. Sebanyak 600 surat yang dikemas dalam amplop raksasa kemudian diserahkan.
Koordinator Gerakan Pelajar Peduli Pohon Asam, Anton Sujarwo, mengatakan, proses penulisan surat tersebut dilakukan selama satu bulan dan melibatkan sejumlah sekolah.
Di antaranya, SMA Negeri Mojoagung, SMA Negeri 2 Jombang, SMK Sultan Agung 2 Diwek, dan SDN Kepanjen 2 Jombang.
"Kami melihat banyak pohon asam saat ini ditebang untuk pelebaran jalan. Padahal fungsi pohon tersebut sangat penting untuk kehidupan," ujar Anton, yang juga siswa perwakilan SMA Negeri 2 Jombang.
Ilham Prayogo, pelajar SMA Negeri Mojoagung, menambahkan, pohon asam telah lama memberi nilai ekonomi, dan juga ekologis bagi warga Kabupaten Jombang.