Laporan wartawan Surya, Iksan Fauzi
TRIBUNNEWS.COM, TUBAN - Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tuban, Hadi Nur Riza ternyata tidak hafal isi Pancasila.
Ketidakhafalan Hadi diketahui saat politisi Partai Demokrat ini dipaksa mahasiswa membacakan Pancasila di hadapan peserta unjuk rasa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di gedung DPRD, Rabu (30/9/2015) siang.
Puluhan mahasiswa itu menggelar unjuk rasa sebagai keprihatinan terhadap dana Rp 27,5 miliar dari APBD untuk alokasi pemilihan kepala daerah (Pilkada), namun, Pilkada yang diselenggarakan oleh KPU Tuban dinilai tak bermutu.
Di samping itu, unjuk rasa juga ditujukan dalam rangka menyambut Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober.
Sesampai di gedung DPRD, mereka membentangkan spanduk dan poster berisi kecaman kepada para wakil rakyat dan pemangku kebijakan tapi tak mencerminkan jiwa demokratis, serta tak mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Setelah berorasi sekitar satu jam, seorang Wakil Ketua DPRD Tuban, Hadi Nur Riza menemui dan memberikan penjesalan kepada para pengunjuk rasa seorang diri.
Setelah itu, para pengunjukrasa minta Hadi membacakan isi Pancasila secara spontan, tanpa teks.
Hadi pun menuruti desakan para pengunjukrasa.
Awalnya, Hadi lancar membacakan sila pertama hingga ketiga meski dengan lagak tubuh digoyang-goyangkan.
Namun, pada saat membacakan sila keempat, ia terlihat lupa.
Sila keempat yang pada dasarnya penjabaran dari prinsip demokrasi itu berbunyi ‘Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan’.
Namun, Hadi yang memakai pengeras suara melafalkan begini, “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam kebijaksanaan dan kemanusiaan.”
Hal itu membuat para mahasiswa secara spontan meneriaki Hadi. “Wakil rakyat tidak hafal Pancasila,” ujar seorang peserta dari tengah kerumunan.