"Justru melakukan sendiri lebih aman. Kalau dikomplain di sini tidak masalah, kalau dikomplain di sana bagaimana membawa pulang barangnya,” bebernya.
Kendati sudah tak lagi bekerjasama dengan pihak eksportir, mebel miliknya sudah terbang ke Kanada, Malaysia, Brunei Darussalam, bahkan Iran, dan beberapa negara asia lainnya.
Guntur mengaku mengutamakan kualitas untuk memenuhi permintaan orang-orang berduit.
Kiat agar semakin banyak orang asing membeli mebelnya, Guntur memberi harga tak jauh beda dengan harga yang diberikan kepada warga Indonesia.
Hal itu dilakukan karena sebelum membeli, orang asing biasanya survei dulu, ukirannya minta, dan mengutamakan kualitas.
Kualitas yang diminta orang asing, biasanya profilan harus halus, ukuran harus susai permintaan.
Guntur pernah dikomplain gara-gara ukuran yang dibuat tidak sesuai permintaan pemesan.
Komplain itu kemudian dijadikan pengalaman agar selalu hati-hati ke depannya.
Beberapa barang yang sudah dibeli orang asing, antara lain, tempat tidur, kursi, minibar, dapur.
Guntur juga melayani pesanan bangku untuk gereja, serta kusen beberapa masjid di Jawa Timur.
Di masa ekonomi sulit seperti sekarang ini akibat kurs dollar terhadap rupiah naik terus, Guntur merasa penjualan mebelnya terdampak.
Sebab, kondisi krisis ekonomi membuat daya beli masyarakat rendah. Namun, penjualan mebelnya tak terdampak signifikan.
Kini, yang diwaspadai Guntur adalah semakin mahalnya bahan baku kayu jati yang dibeli dari pihak Perhutani. Mebel Sadam Art selama ini mengandalkan bahan baku kayu jati.
Harga kayu jati mencapai Rp 15 juta hingga Rp 30 juta per kubik. Ia membeli kayu 8 kubik dalam dua minggu sekali.