TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Ibu rumah tangga di Palembang kembali dipusingkan dengan naiknya harga jual sejumlah kebutuhan pokok di pasaran.
Salah satunya kenaikan harga jual beras, yang naik Rp 1.000 hingga Rp 2.000 perkilonya.
Meski kenaikan harga tak terlalu signifikan, namun kenaikan tersebut membuat ibu rumah tangga mulai mengeluh.
Seperti yang diutarakan, Evy warga kawasan Kertapati, Palembang, Jumat (2/10/2015) saat ditemui tengah berbelanja di Toko Herman kawasan Pasar 16 Ilir Palembang.
"Entahlah harus komentar apa dengan naiknya harga beras, mau ga mau masih harus tetap dibeli, namanya juga kebutuhan primer. Paling-paling kedepannya harus mengencangkan ikat pinggang nih," ujar wanita berhijab ini.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari sejumlah pedagang, Kenaikan harga jual beras yang sudah berlangsung hampir satu pekan ini, disebabkan mulai berkurangnya pasokan beras pasca usainya masa panen di sejumlah daerah.
"Rata-rata disejumlah daerah masa panen itu sudah selesai, sementara yang seharusnya petani usai panen kembali menanam padi, kini tak bisa dilakukan akibat kemarau panjang yang tengah melanda," jelas Herman, salah seorang penjual beras di Pasar 16 Ilir Palembang.
Jika biasanya harga jual beras perkilonya dipasaran, berkisar Rp 10.000 kini dijual menjadi Rp 11.000.
"Naiknya memang tak banyak, tapi imbas kenaikan harga beras ini buat pembeli mengurangi jumlah pembelian, jika biasanya beli 10 kg sekarang cuma beli lima kilo saja," kata Herman
Herman menambahkan kenaikan harga tersebut terjadi pada harga jual beras bermerek.
"Kebetulan saya hanya jual beras Raja, sementara untuk beras tak bermerek saya tak menyediakannya, namun rata-rata pedagang beras memang tengah menaikan harga jualnya" ungkapnya.
Sementara itu, harga jual beras tak bermerek atau yang dikenal masyarakat dengan beras Jalur, juga ikut mengalami kenaikan harga.
Misalnya saja jenis beras IR 42 yang biasa dijual Rp 8.500 per kg kini naik menjadi Rp 9.500 per kg.
"Hasil panen yang beberapa waktu lalu sudah mulai menipis, namun petani yang seharusnya sudah memasuki masa tanam, harus menunda waktu tanam akibat kemarau, saya rasa inilah penyebab harga jual naik," jelas Muhtar, salah seorang penjual beras Jalur di Pasar Plaju, Palembang.