Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA - Sejumlah mahasiswa asal Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang menjalani semester akhir di Universitas Purwakarta bingung.
Kebingungan mereka disebabkan keputusan pembekuan kampus tersebut oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Kemendikti Ristek).
Mereka itu antara lain Dicky Zulkifly (22), Devi Rusdiar (22), Fajar Yuliansyah (22) ketiganya warga Kecamatan Cipeundeuy dan Aris Rismawan (22), Didin Wahidin (22) warga Kecamatan Cikalong Wetan KBB yang saat ini tengah menjalani perkuliahan semester tujuh.
Sejak 2012, mereka menjalani perkuliahan.
Konflik dualisme kepengurusan pun terjadi dan berujung dengan pembekuan kampus.
"Bayangkan saja, kami dari KBB melewati tiga tahun perkuliahan di kampus Unpur dan sekarang, tahun terakhir perkuliahan kampusnya malah dibekukan," ujar Dicky kepada Tribun ketika ditemui di Jalan Basuki Rahmat, Purwakarta Jumat (9/10/2015).
Ia dan empat orang rekannya asal KBB itu semula memilih kampus Unpur karena terbilang dekat dari KBB.
Jarak tempat tinggalnya ke Kota Bandung, tempat yang banyak kampus negeri dan swasta berada, terlalu jauh untuk dijangkau.
Butuh waktu tiga jam sekali pergi, karenanya, mereka memilih melanjutkan pendidikan di Unpur, Purwakarta.
"Sekarang nasib kami terkatung-katung dengan konflik dualisme kepengurusan di kampus ini. Ditambah lagi dengan pembekuan kampus oleh Kemendikti-Ristek, sekarang jadi bingung harus gimana. Yang pasti kami rugi waktu, rugi materi, pindah kampus harus mengulang lagi dari awal," ujar Dicky yang diamini oleh keempat rekannya. (*)