Laporan Wartawan Tribun Jambi, Dedi N
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Dari hasil pemeriksaan sementara terhadap tiga orang tersangka, offset harimau Sumatera tersebut rencananya akan dijual dengan harga cukup tinggi.
Ahmad Budiana, Humas BKSDA Jambi, menyampaikan bahwa dari pengakuan tersangka, offset harimau Sumatera di pasar gelap (black market) dihargai Rp 170 juta.
"Sementara mereka kita periksa sebagai kurir dari pengakuannya," katanya, Selasa (13/10) kemarin.
Namun, pihak penyidik PPNS dari Balai KSDA masih terus melakukan pengembangan untuk mengarah kepada aktor utama dari perburuan harimau sumatra.
"Kuat dugaan mereka ini ada kaitannya dengan jaringan nasional," katanya Ahmad.
Namun, lebih lanjut pihaknya tak ingin berspekulasi terlalu jauh hingga pengumpulan bukti-bukti dari hasil penyidikan mengarah ke sana.
Tingginya harga offset harimau di pasar gelap ini membuat hewan langka yang dikenal dengan nama latin Panthera Tigris Sumatrae ini terus diburu.
Data terakhir jumlah harimau Sumatera saat ini hanya sekitar 200 ekor.
Harimau Sumatera terus mendapatkan ancaman di habitatnya.
Selain perburuan kerusakan alam juga menjadi ancaman bagi hewan ini.
Dengan tertangkapnya ketiga pelaku diharapkan bisa membuat jera para pelaku.
Tiga orang tersangka, MY, MI dan M kini tengah diamankan sejak Senin (12/10/2015) malam.
Dari tangan ketiga pelaku diamankan offset harimau Sumatera panjang 2 meter, jenis kelamin jantan dengan usia diperkirakan mencapai 10 tahun.
"Mereka kita amankan saat berada di pelataran masjid agung Kabupaten Bungo, setelah ada laporan dan kita pastikan informasi A1 kita bekuk mereka tanpa perlawanan," kata Ahmad Budiana.