Laporan Reporter Tribun Jateng, Bakti Buwono
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Setelah lebih dari 15 tahun berjualan Soto Bakso di pinggir jalan Karangisan, kecamatan Gayamsari, Ino akhirnya pindah pada Rabu (14/10/2015).
Pihak Masjid Agung Semaran (Kauman) merelokasi dirinya dan 32 pedagang kaki lima lainnya ke kompleks tanah lapang seluas 2,3 hektare.
Sementara ia pindah, lapak lawasnya dibongkar oleh pihak keamanan Masjid Agung Semarang.
Ino dan puluhan pedagang lain tidak merasa diusir karena difasilitasi pihak masjid tempat relokasi.
Lengkap dengan listrik dan air meski agak menjorok ke dalam.
"Sadar diri sih mas. Orang kami juga sudah diperingatkan selama lima tahun terakhir kok," katanya di tempat relokasi.
Hal senada juga diungkapkan Untoro, pedagang barang antik.
Menurutnya, cara yang ditempuh pihak masjid lebih manusiawi daripada pemerintah kota Semarang.
Semua pedagang dibangunkan kios dan dipusatkan di satu lokasi, masih di tanah milik masjid.
Tidak hanya itu, selama setahun berjualan di lokasi baru, ia tidak dipungut biaya.
Setelah itu, terkait harga sewa tanah masjid, akan dirembug.
"Enak mas, wong gak diusir gitu saja. Tapi disediakam tempat juga buat jualan yang lokasinya dekat. PRnya ya usaha lagi," ucapnya.
Ketua keamanan Masjid Agung Semarang, Donna Imam Susetyo memimpin langsung pembongkaran tersebut.