TRIBUNNEWS.COM, TEMANGGUNG - Ratusan pekerja pabrik pengolahan kayu di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, dirumahkan karena sepinya permintaan produk dari luar negeri akibat melemahnya ekonomi global.
Kepala Bidang Bimbingan dan Pengawasan Tenaga Kerja, Disnakertrans Kabupaten Temanggung Sutar Widagdo mengatakan, dalam waktu 1,5 bulan terakhir sekitar 250 pekerja di perusahaan pengolahan kayu tidak diperpanjang kontraknya atau dirumahkan.
"Sejumlah pekerja tersebut tersebar di lima perusaahan pengolahan kayu, mereka belum diperpanjang kontraknya, kemungkinan bila kondisi sudah normal akan dipekerjakan kembali," katanya di Temanggung, Kamis (15/10).
Ia mengatakan, lesunya pesanan dari luar negeri berimbas pada penurunan produksi sehingga untuk sementara waktu pihak pabrik merumahkan tenaga kerjanya.
"Perusahaan yang mem-PHK belum ada sepanjang 2015, baru merumahkan pekerjanya saja. Kami sudah melakukan koordinasi dengan pihak pabrik dan mereka sudah mengutarakan alasannya memang kondisi pabrik tersebut sedang lesu akibat melemahnya ekonomi global," katanya.
Selain tidak memperpanjang kontrak, katanya pihak pabrik saat ini tidak lagi memberlakukan jam lembur.
Mereka memilih untuk meniadakan jam lembur karena order lagi sepi dan stok barang di gudang masih menumpuk.
"Kami bisa mengerti bahwa jam lembur adalah jam untuk menambah penghasilan para pekerja, namun memang kondisi perusahaan lebih memilih untuk meniadakan dari pada menambah beban biaya produksi," katanya.
Salah satu solusi yang ditempuh untuk mengurangi dampak yang timbul akibat kondisi tersebut, katanya, dalam waktu dekat pihaknya bakal melakukan pelatihan kewirausahaan, khususnya bagi para pekerja yang saat ini sedang tidak bekerja.
"Kami bakal jaring para pekerja yang tengah dirumahkan untuk dilatih dalam wira usaha, dengan harapan tumbuh lapangan pekerjaan baru yang berdampak berkurangnya jumlah penggaguran," katanya. (*)