News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dulu Produsen Udang Terbesar, Sekarang Desa Ini Jawara Agar-agar Kertas

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pada era 80 sampai 90an, Desa Randusanga Kulon, Kabupaten Brebes adalah produsen udang terbesar. Kini desa tersebut menjadi produsen agar-agar kertas.

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Fajar Eko Nugroho

TRIBUNNEWS.COM, BREBES - Setelah meraih juara pertama tingkat Provinsi Jawa Tengah, Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Kali Crucuk Randusanga Kulon Brebes mendapat kunjungan dari Tim Penilai Nasional, Kamis (22/10/2015).

Kelompok ini bakal bersaing melawan 33 kelompok yang mewakili provinsi masing-masing. Rombongan tim penilai dipimpin Setiawan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Tim menilai tiga unsur yakni aspek ekonomi, sosial dan teknik. Selain menilai secara cermat tentang adminstrasi, tim juga melakukan kunjungan langsung ke area tambak dan usaha ekonomi produktif yakni proses pembuatan agar-agar kertas.

Ketua Pokdakan Kali Crucuk, Akhman Toko Riyani, memaparkan kelompok ini didirikan pada 2011 beranggotakan 19 orang awalnya. Jumlah anggota bertambah menjadi 37 orang dengan luas lahan kelompok mencapai 72 hektar.

"Kelompok kami eksis hingga kini bahkan mengembangkan usaha lainnya," ujar Akhman.

Kelompok ini telah menjalin kerja sama dengan pemerintah. Selain usaha pembesaran atau budidaya rumput laut, mereka juga mengembangkan usaha kebun bibit rumput laut, penataan penjemuran dengan para-para, pengolahan, perbaikan infrastruktur saluran dan tanggul, perbaikan jalan produksi dan lain-lain.

Desa Randusanga Kulon, Kecamatan Brebes, terkenal sebagai produsen udang terbesar era 80 sampai 90 an. Keterpurukan usaha budidaya udang yang dimulai pada 2000 sangat dirasakan masyarakat pembudidaya di Kabupaten Brebes termasuk pembudidaya ikan di Desa Randusanga Kulon, Kecamatan Brebes.

Seiring berkembangnya waktu, atas berbagai upaya yang dilakukan guna memulihkan kondisi lingkungan yang rusak akibat intensifikasi udang tahun 80-90 an, pemerintah bekerjasama dengan berbagai pihak memberi alternatif usaha budidaya dengan komoditas baru yaitu rumput laut jenis Gracillaria sp.

Usaha budidaya rumput laut yang mulai dikembangkan tahun 2003-2004 mulai membuahkan hasil dengan berkembang pesatnya produksi budidaya rumput laut. Dengan luasan tambak di Desa Randusanga Kulon 1.190 Ha, hampir sebagian besar sudah ditanami rumput laut.

Dengan produktifitas rata-rata 1 ton rumput laut kering/Ha/MT, diperkirakan produksi rumput laut jenis Gracillaria sp di Desa Randusanga Kulon dalam 1 tahunnya dapat mencapai 4.000 ton rumput laut kering atau setara 40.000 ton rumput laut basah tiap tahunnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini