News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabut Asap

Hujan di Papua Sebabkan Titik Panas Berkurang

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perbandingan hasil pantauan sebaran asap di wilayah Maluku dan Papua pada hari Minggu (18/10/2015) dan hari Senin (19/10/2015) dari Monitor Kantor BMKG Jayapura.

TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Jumlah titik panas (hotspot) akibat pembakaran lahan di Provinsi Papua terus menurun berkat kerja keras Satgas terpadu pemadaman kebakaran lahan dari TNI dan Pemerintah Daerah.

Titik panas juga menurun setelah beberapa wilayah di Papua diguyur hujan, Minggu (25/10/2015) malam.

Dari hasil pantauan satelit Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura, terlihat penurunan titik panas dari 69 titik menjadi 63 titik. Hampir seluruhnya berada di Kabupaten Merauke.

Kepada Sub Bidang Pelayanan Jasa dan Informasi BMKG Wilayah V Jayapura, Zem Irianto Padama mengatakan berkurangnya titik panas sangat dipengaruhi oleh hujan yang mengguyur beberapa tempat pada Minggu malam, khususnya di Kabupaten Mappi dan sekitarnya.

Pada Senin (26/10/2015), pukul 18.00 WIT, menurut Zem, titik panas terbanyak terdeteksi di Kabupaten Merauke, Distrik Kimaam sebanyak 14 titik dan Distrik Okaba sebanyak 11 titik.

"Semoga intensitas hujan semakin merata di wilayah Papua selatan untuk mempercepat pemadaman kebakaran lahan yang terjadi di wilayah itu," ujar Zem.

Untuk wilayah Jayapura, menurut Zem, pihaknya juga sempat mendeteksi titik panas di wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura dan Distrik Heram, Kota Jayapura yang mengakibatkan penurunan jarak pandang dari 9.000 meter menjadi 6.000 meter.

Namun pihak BMKG memprediksi, untuk wilayah Jayapura dan sekitarnya akan memasuki musim hujan pada akhir Oktober hingga awal November sehingga masalah kebakaran lahan dapat segera teratasi.

Penyebaran asap, menurut Zem asap dari selatan Papua terbawa angin ke arah barat hingga mencapai Sulawesi Tenggara.

"Angin lapisan 850 mb (3.000 ft) dominan dari arah timur hingga selatan, tetapi untuk wilayah Kabupaten Mimika dan Kaimana, terjadi pembelokan arah angin yang bertiup dari arah barat, sehingga kedua daerah itu, masih terancam tertutup asap kiriman dari Merauke," kata Zem. (Kompas.com/Alfian Kartono)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini