Laporan Reporter Tribun Jogja, Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Dalam dua pekan belakangan, seratusan ayam kampung milik warga di wilayah Sukoponco, Sukoreno, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, mati.
Warga belum bisa memastikan penyebabnya.
Namun, kematian ayam kampung yang beruntun tersebut cukup membuat warga khawatir.
Sebagian ayam yang masih tersisa pun buru-buru dijual sebelum kemudian menyusul mati.
Seorang warga setempat, Wibowo, mengatakan setiap hari selalu ada ayam yang mati.
Ayam milik keluarganya yang berjumlah lebih dari 60 bahkan kini tinggal beberapa.
"Hari ini mati lima. Sebelumnya 10 mati, dua hari lalu 15 di dalam kandang juga mati," ujarnya, Kamis (29/10/2015).
Menurutnya, ayam-ayam itu mati diawali dengan kondisi sakit. Ayam tidak banyak bergerak dan hanya mendekam seolah mengantuk.
"Warna matanya seperti pucat, lalu beberapa jam kemudian mati kaku," lanjutnya.
Ketika beberapa ayam mati, pada hari berikutnya selalu ada ayam lainnya menyusul sakit dan mati.
Sejauh ini, keluarganya juga tidak melakukan penanganan khusus seperti penyemprotan desinfektan. Ayam-ayam yang mati itu kemudian hanya dibakar.
"Ayam kate kesayangan saya juga ikut mati. Padahal baru mengerami 10 telurnya," imbuh Wibowo.
Warga lain, Surahmi, mengaku juga mengalami hal serupa. Belasan ekor ayam miliknya telah mati dengan cara dan ciri-ciri hampir sama.
"Awalnya mengantuk, diam, lalu mati," katanya.
Takut ayam lainnya tertular dan mati, dia lantas menjual belasan sisanya.
Menurutnya, kasus ini juga pernah terjadi pada 2008.
"Lama tidak ada penyakit, sekarang inikok tiba-tiba banyak yang mati lagi," katanya.
Kepala Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (Diskpenak) Kulonprogo, Sudarno, mengatakan cek lapangan akan segera dilakukan.
Dengan melakukan cek langsung, dia berharap dapat mengetahui penyebabnya.
"Kami kumpulkan dulu informasinya. Mudah-mudahan bisa ditangani agar tidak menyebar," katanya. (*)