TRIBUNNEWS.COM, PAMEKASAN – Memperingati hari jadi Kabupaten Pamekasan ke-485 tahun 2015, Pemkab Pamekasan menggelar Mahakarya Indonesia Festival karapan sapi di Stadion, Pamekasan,selama dua hari, Minggu - Senin (1-2/10/2015).
Mahakarya Indonesia Festival Karapan Sapi 2015 ini merupakan gelaran tahunan yang bertujuan untuk membangkitkan kembali rasa bangga masyarakat Madura seusai musim tanam tembakau sebagai penutup kemarau hingga awal musim penghujan. Dua ekor sapi yang dipasangkan dipacu oleh seorang joki untuk diadu hingga mencapai garis finish.
Kita ketahui, karapan sapi dimulai pertama kali ada era pemerintahan Pangeran katandur di keraton Sumenep abad ke-15 (1561 M) sebagai kegiatan pengisi waktu luang susai panen.
Gagasan awal mula, menggandeng pasangan sapi itu terbuat dari bambu yang dibuats eperti bajak dengan ujung bahawa diubuat rata sehingga tidak mendongkeltanah, alat tersebut dinamakan 'Kalekes'.
Menurut Ketua Pelaksana Mahakarya Indonesia Festival Karapan Sapi 2015, Wahyudi, mengatakan, karapan sapi ini merupakan salah satu budaya khas Madura, yang harus dipertahankan.
Kendati ini budaya lokal, namun kemasannya sempurna denga jiwa Indonesia yang menekankan pada poin-poin mendasar, seperti kegigihan dan gotong royong, sehingga budaya ini
Sekarang sudah Go Internasional.
“Karapan sapi ini, memiliki nilai kesabaran dan kerendahan hati. Kini kita yang lebih apik dan lebih terkesan eksklusif, Sebab kita kolaborasi dengan entertainment jadi paduan ini yang membedakan dengan ajang-ajangs ebelumnya," tukas Wahyudi saat ditemui di Stadion R Soenarto Hadiwijoyo, Pamekasan.
Wahyudi menambahkan, ajang Karapan sapi kali ini melibatkan sedikitnya 24 peserta dari 4 Kabupaten di Madura, yakni Kabupaten Sumenep, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Bangkalan dan Kabupatan Sampang.
"Tiap kabupaten mengirimkan 6 peserta, jadi semuanya 24 sapi yang di lombakan. 6 sapi dari masing-masing kabupetan inbi telah diseleksi terlebih dahulu melalui tingkat kecamatan hingga kabupaten. Dari seleksi ini tiap kabupaten mebgirimkan 6 sapi pilihannya untuk memperebutkan Piala Presiden RI 2015," tegasnya.
Kata Yudi, untuk juara akan diambil 3 peserta tingkat atas dan 3 jura tingkat bawah.
"Jadi ada dua dua jura nantinya. Senin ini final. Yang jura-juara akan bertemu juara. Yang kalah bertemu yang kalah. Jadi tiap pole akan mendapatkan hadiah diambil tiga juaranya yakni pole atas dan pole bawah," ujarnya.
Bagi sebagian pemilik sapi karapan, ajang karapan sapi ini boleh jadi menjadi untuk gengsi. Namun bagi sebagian lagi, karapan sapi tradisional tingkat Madura memperebutkan piala presiden sebatas hiburan semata.
Walau untuk menjadikan sapi karapan yang bisa diandalkan, pemilik sapi menghabiskan banyak biaya dengan harapan mendapatkan juara, namun ketika dipacu di lapangan diadu dengan sapi lain kalah, pemilik tidak terlalu risau.
Seperti yang diungkapkan H Sahrul (38), pemilik tiga pasang sapi karapan asal Manding, Sumenep.