TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA -Puluhan anak dari pelajar SMP di Tambaksari Surabaya bergerombol memencar dan membaginya menjadi kelompok kecil.
Bersenjatakan bor tangan atau hand bor, mereka keliling kampung dan lokasi lain yang selama ini rawan banjir.
Merekalah para kader lingkungan dari SMPN 9 Surabaya. Aktivitas keliling kampung membuat lubang biopori itu bagian dari kegiatan sebagai kader lingkungan.
Apalagi menjelang musim hujan, biopori atau membuat lubang dan jalan resapan air itu sangat berguna.
"Bisa mencegah dan memusnahkan genangan air. Air yang menggenang bisa segera terserap melalui lubang biopori ini. Kami tadi bersama 35 teman semuanya bawa alat biopori," ucap Naufal Fikri, siswa SMPN 9 Surabaya yang juga kader lingkungan.
Maklum, sekolah ini kini menjadi wakil Surabaya dalam sekolah Adiwiyata Nasional.
Selain keliling kampung mengkampanyekan pentingnya resapan air dengan biopori, mereka juga bersama-sama dengan warga membersihkan got, saluran air, dan sungai di sekitar Tambaksari.
Menjelang musim hujan selalu banyak air menggenang. Kalau tak ada biopori, genangan air akan terus menumpuk.
"Kami minta semua siswa menularkan pembuatan biopori itu ke sekolah-sekolah lain dan di kampung. Sebelumnya Kelurahan Rangkah sudah dibuatkan biopori," kata Kepala SMPN 9 Surabaya. Ni Ketut Rohani.
Jumat tadi, sebamyak 35 siswa disebar ke SD dan SMP Muhammadiyah 13 Tambaksari.
Di tempat pendidikan ini, para siswa SMPN 9 mengajak rekan-rekannya yang beda sekolah itu sama-sama mempraktikkan membuat biopori. Lubang yang dahsyat menyerap genangan air.
Alat membuat bipori itu masih diusung dari SMPN 9. Alat itu juga dari sebuah komunitas lingkungan, Tunas Hijau.
Alat ini mirip bor lengkap dengan mata bor. Namun pengoperasiannya cukup dengan tangan dan diputar ke kedalaman. Mata bornya seperti huruf C dan bisa menembus kedalaman.
Kedalaman ideal adalah antara 1 - 2 meter ke bawah. Karena perlu menembus kedalaman tanah, jika ada paving atau aspal harus ditembus lebih dulu.
Seperti saat di SMP Muhammadiyah, siswa bersama guru membongkar lebih dulu paving dan mengebornya.
Saat hujan nanti, biopori akan menjadi solusi tepat melenyapkan genangan dan mencegah banjir.
Apalagi jika biopori itu dibuat merata ke seluruh kampung. Genangan minimal akan berkurang.
Warga kampungpun bisa membuat sendiri. Diajak bersama-sama mencegah banjir yang selalu dialami warga Surabaya.