Ny Anita, wali murid siswa kelas 5 juga kaget mendapati ada kata itu di buku LKS anaknya yang sudah dibagi oleh sekolahnya.
"Banyak pekerjaan lain bisa dicontohkan mengenai tanggungjawab ibu terhadap anaknya jika suami meninggal dunia," ungkapnya.
Meski anaknya kurang "ngeh" dengan kata pelacur, ia khawatir anaknya akan mencari informasi itu di internet lewat ponselnya setelah heboh LKS ini.
Ia berharap ada revisi pada kata itu sehingga siswa tetap bisa memanfaatkan buku yang sudah terlanjur dibagikan.
Sebab jika buku tidak dipakai, berapa nilai pemborosan anggaran negara karena keteledoran ada kata "pelacur" muncul di BKS.
Padahal buku-buku itu sudah terlanjur dicetak dan didistribusikan di sekolah-sekolah.