Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pesawat N 219 dibuat tak hanya sebagai pesawat angkut ringan yang dapat beroperasi di daerah penerbangan perintis tapi juga dapat berfungsi untuk hal lainnya.
"Ada yang bertanya apakah evakuasi orang sakit bisa enggak? Bisa. Nanti pintu kabinnya kami buat lebih besar lagi. Kemudian bisa buat patroli juga karena TNI AL selama ini pakai pesawat nomad dan kalau ini jadi akan menjadi penggantinya," ujar Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia, Budi Santoso, Kamis (12/11/2015).
Pesawat ini unggul karena dapat terbang rendah dengan kecepatan mencapai 59 knot, bisa lepas landas di landasan pacu pendek dan lepas landas serta mendarat di landasan tidak beraspal.
"Bannya memiliki spesifikasi dapat mendarat di landasan berumput atau berkerikil dan jarak landasannya sejauh 600 meter," sambung Budi.
Pesawat ini memiliki kemampuan self starting tanpa bantuan ground support unit dan keunggulan lainnya dapat beroperasi dengan ground equipment yang minim, dan multihop capability fuel tank.
"Pesawat ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan yang melayani operasional bandara perintis dan menguasai pasar pesawat terbang di kelasnya," harap Budi.
Perancangan dan pembangunan desain struktur pesawat N 219 selesai dikerjakan dan tinggal menunggu diresmikan Presiden Joko Widodo.