News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilkada Serentak

19 November Ketua Bawaslu Kunjungi Titik Rawan di Pulau Sebatik

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dermaga tradisional Desa Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan merupakan salah satu titik masuk dan keluar menuju Tawau, Sabah, Malaysia.

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru

TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Pulau Sebatik di perbatasan Republik Indonesia-Malaysia akan menjadi titik yang dikunjungi Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Muhammad dalam waktu dekat.

Kepala Bidang Politik Dalam Negeri pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Nunukan Muhtar mengatakan, Pulau Sebatik dianggap sebagai wilayah yang rawan mobilisasi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Sabah, Malaysia.

Lokasinya yang berbatasan darat dan laut dengan Malaysia, rawan sebagai tempat mobilisasi TKI yang bisa saja dilakukan salah satu pasangan calon untuk mendulang suara pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Nunukan 2015 maupun Pilkada Gubernur-Wakil Gubernur Kalimantan Utara.

"Direncanakan, Ketua Bawaslu datang ke sini 19 November," ujarnya, Jumat (13/11/2015).

Muhtar mengatakan, dari informasi yang berkembang, selama ini Pulau Sebatik kerap dijadikan wilayah untuk memobilisasi massa dari Malaysia.

Untuk mengantisipasi hal itu, pada pilkada kali ini pihaknya akan memberdayakan camat setempat untuk memantau dan melaporkan jika ada indikasi terjadinya mobilisasi pemilih dari Malaysia.

"Masyarakat juga berhak melaporkan apa yang dia rasakan, dia lihat, dan dia dengar kalau terjadi seperti itu," ujarnya.

Sejauh ini, kata dia, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Nunukan belum menerima laporan adanya mobilisasi terkait pilkada serentak tahun ini.

Hanya saja santer berita bahwa pemerintah segera memulangkan TKI jelang pilkada. Ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Ini yang diantisipasi jauh-jauh hari," katanya.

Dia mengatakan, ada juga yang menganggap mobilisasi pemilih dilakukan dari Malaysia. Padahal warga di Pulau Sebatik yang bekerja di Malaysia, berangkat pada pagi hari dan pulang pada sorenya.

"Banyak yang menganggap itu TKI. Padahal mereka tinggal di Sebatik. Tetapi ini juga nanti akan menjadi pembahasan," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini