Laporan Wartawan Tribun Bali, AA Gde Putu Wahyura
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Dampak serangan teroris di Paris, Prancis, tak main-main buat Bali.
Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, meyakini teror di Paris bisa membuat kedatangan wisatawan Eropa ke Bali akan mengalami penurunan.
Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Bali pun menganalisa Bali akan kehilangan sebanyak 27 ribu wisatawan Prancis pada tahun 2016 dan 2017 yang mengakibatkan kerugian sebesar Rp 600 miliar.
Menurut Pastika, teror di Paris yang menewaskan 153 orang tersebut telah menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan. Serangan yang dilakukan oleh ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) dipastikan menimbulkan ketakutan luar biasa, termasuk orang-orang Eropa untuk bepergian ke daerah wisata.
"Dan ini bisa berdampak ke Bali. Kunjungan wisatawan Eropa bisa lesu, orang mau bepergian juga mikir-mikir, aman tidak, iya kalau aman, kalau tidak bagaimana," ujar Pastika di Denpasar, Senin (16/11/2015).
Sekretaris Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjokorda Bagus Pemayun, mengatakan sampai saat ini di bulan Oktober, negara Prancis menduduki peringkat ketujuh sebagai penyumbang wisatawan ke Bali.
Data dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali, kunjungan wisatawan Perancis sampai Oktober tahun 2015 adalah 115.288 jiwa.
Ini meningkat dari Oktober tahun lalu yang angkanya 113.982 jiwa.
Dari data analisis BPPD Bali menyebutkan, di tahun 2016 prediksi penurunan jumlah wisatawan Perancis ke Bali mencapai 20.616 jiwa.
Sedangkan di tahun 2017, Bali diperkirakan kehilangan wisatawan Perancis sebanyak 6.596 jiwa.
Jumlah kunjungan wisatawan Prancis diperkirakan baru kembali normal di tahun 2018.
Perhitungannya, dua tahun merupakan proses recovery dari sebuah peristiwa besar seperti di Prancis.
"Kalau secara jumlah Bali akan kehilangan sekitar 20.616 wisatawan pada 2016 dan pada tahun 2017 akan kehilangan sekitar 6.586 wisatawan dari jumlah keseluruhan wisatawan tahun ini. Seorang wisatawan Eropa tinggal di Bali bisa menghabiskan 1.600 dolar AS, sedangkan Tiongkok sekitar 700 dollar AS, dan Singapura 500 dolar AS," ujar humas dari BPPD Bali yang tidak mau disebutkan namanya.