Laporan Wartawan Tribun Jateng, Deni Setiawan
TRIBUNNEWS.COM, SALATIGA - Serangkaian dengan upacara peringatan Dies Natalis ke 59 Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) di Gedung Perpustakaan Universitas Lantai VII Jalan Diponegoro Kota Salatiga, Senin (30/11/2015).
Ketua Pembina Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana (YPTKSW) Pdt Samuel Budi Prasetya juga menyampaikan persiapan menyambut Tahun Yobel.
Samuel mengatakan UKSW sebagai universitas apabila terjadi sebuah perbedaan telah menjadi hal wajar. Akan tetapi hal tersebut harus segera diselesaikan.
Dari sisi iman Kristen, wajib menuntaskan seluruhnya guna memasuki tahun Yobel, termasuk pula sebuah peristiwa yang terjadi pada 1993 – 1995 silam.
“Kami melalui YPTKSW ingin berupaya untuk menuntaskan hal yang pernah terjadi di tiga tahun itu."
"Atas peristiwa apapun yang menjadi sejarah kelam, kami menyesal dan itu serius kami sampaikan ke publik."
"Karena itu, di momentum bahagia ini kami sampaikan permohonan maaf kepada Arief Budiman dan seluruh pihak yang turut serta di peristiwa tersebut,” ujar Samuel kepada tamu undangan di Upacara Dies Natalis UKSW tersebut, Senin (30/11/2015).
Sebagai bentuk permohonan maaf itu, lanjutnya, YPTKSW menyerahkan penghargaan kepada Arief Budiman atas segala pelayanan, pengabdian, dan pengorbanan dalam mengembangkan UKSW hingga menjadi seperti saat ini.
Dalam penyerahan penghargaan dan telah dilakukan sebelumnya, pihak Arief Budiman diwakilkan melalui Sekretaris Pembina YPTKSW Pdt Onesimus Dani di Australia.
“Tak hanya penghargaan, menjelang Tahun Yobel atau Ulang Tahun Yubelium ke 60 UKSW, pihak kampus juga meluncurkan logo 60 tahun UKSW."
"Peluncuran itu juga menjadi penanda dimulainya berbagai kegiatan untuk merayakannya hingga 30 November 2016 mendatang. Harapan kami bisa terselenggara sukses hingga ke depannya,” ujar Rektor UKSW John A Titaley kepada Tribun Jateng, Senin (30/11/2015).
Dia menyampaikan, memasuki usia ke 59 UKSW di tahun ini, pihaknya bersama citivas akademik berkomitmen untuk terus meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan, meskipun masih dihambat oleh intervensi berlebihan birokratik dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi. Terutama dalam berbagai perubahan regulasi yang tidak pasti.
“Masalah pokok pendidikan tinggi di Indonesia yakni masih ada jebakan dalam ketentuan."
"Misal tentang sistem kredit semester yang memberatkan citivas akademika."
"Jadi perlu dibuat kesepakatan antara pemerintah dan perguruan tinggi untuk menciptakan situasi kehidupan akademik yang baik,” jelas John. (*)