TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG --- Setelah sempat satu hari disemayamkan di rumah duka atau rumah adat setempat, jenazah Rendi Anggara (11) bocah malang yang tewas akibat terkena peluru nyasar anggota Sat Res Narkoba Polresta Palembang akhirnya dimakamkan.
Anak keempat dari enam bersaudara pasangan bapak Romlan alias Ujang dan ibu Yuni tersebut, dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kandang Kawat Lemabang Palembang, Minggu (06/12) sekitar pukul 11.00.
Tampak dalam prosesi pemakaman, jenazah bocah yang akrap disapa Angga tersebut dibawa menuju ke pemakaman dengan menggunakan keranda jenazah yang digotong secara bergantian dari rumah duka di Jalan Segaran Lorong Terusan Darat Gang Aida Pasar Kentut RT 11/3 Kelurahan 14 Ilir Kecamatan Ilir Timur (IT) I Palembang.
Selain itu, puluhan warga termasuk sanak saudara dan keluarga juga tampak hadir mengiringi jenazah bocah yang masih duduk di bangku kelas V Sekolah Dasar Negeri 46 Palembang itu menuju tempat peristirahatannya terakhir.
Bahkan, dalam prosesi pemakaman tersebut juga turut hadir Kapolsekta IT I Palembang, AKP Zulkarnain yang juga ikut mengantar dari rumah duka menuju ke pemakaman dengan berjalan kaki bersama puluhan warga lainnya.
Saat prosesi pemakaman berlangsung, tampak raut sedih terpacar dari para sanak dan keluarga korban.
Namun, raut kesedihan itu tampak lebih begitu jelas terpancar dari kedua orangtua korban. Bahkan saat ditemui usai pemakaman, Romlan dengan sedih mengatakan, agar kasus ini diusut secara tuntas.
"Saya berharap pelaku yang menembak anak saya itu dihukum mati," ungkapnya.
Sebelum anaknya tersebut pergi untuk selama-lamanya, dikatakan Romalan, ia sama sekali tak memiliki tanda atau firasat apapun.
Dan Romlan juga menceritakan, jika anaknya tersebut merupakan sosok yang baik serta penurut dan juga rajin beribadah.
"Bukan mau membanggakan anak sendiri tapi memang begitulah adanya," terangnya.
Saat ditanya mengenai adakah kenangan yang tak akan terlupakan dari anaknya tersebut, Romlan menjawab, ia akan selalu terkenang saat setiap pagi anaknya tersebut selalu meminta uang ongkos bersekolah.
"Memang kami ada enam orang anak, tapi kami itu yang cukup dekat ya dengan dia (Angga-red)," jelasnya.
Sementara itu, Yuli (45) mengatakan, atas kejadian ini telah melaporkan Satres Narkoba Polresta Palembang ke Propam Polda Sumatera Selatan untuk meminta keadilan.