Laporan Wartawan Tribun Jateng, Daniel Ari Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Kedua tangan Taufik gemetar, pipinya berlinangan air mata saat mendengar Pendeta Wahyu Nugroho mengumandangkan Sholawat Nabi, ketika ibadah Natal di GKJ (Gereja Kristen Jawa) Margoyudan, Kamis (24/12/2015).
"Saya tidak menyangka pak pendeta bersholawat di depan ribuan jemaat di sini. Saya benar-benar terharu. Tangan saya sampai gemetar waktu merekam gambar momen itu. Baru kali pertama saya menyaksikan dan merasakan indahnya toleransi beragama," ucap mahasiswa UIN Kalijaga Yogyakarta itu, usai menghadiri ibadah malam Natal.
Kedatangan Taufik di acara tersebut merupakan inisiatifnya sendiri.
Ia bersama 13 orang rekannya berangkat dari Yogyakarta pukul 10.30, mengendarai dua mobil.
Mereka menyempatkan diri berwisata di Kota Solo, saat siang.
"Pak Wahyu adalah dosen kami di Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. Beliau mengajar mata kuliah teks suci Al-Quran dan kitab agama lain. Kami ingin mengucapkan selamat Natal saja dengan datang ke sini," bebernya.
Taufik mengimbuhkan, meski ada Fatwa haram mengucapkan selamat Natal, tak menyurutkan niatnya maupun belasan rekan seagamanya.
Terpisah, Pendeta Wahyu Nugroho memaparkan kehadiran para mahasiswa itu saat ibadah Malam Natal sangat berarti.
Ia mengatakan sangat tersentuh ada orang-orang yang menjunjung tinggi nilai toleransi beragama.
"Saya bersyukur, itu menunjukkan bahwa Islam di Indonesia tidak seperti yang dipikirkan beberapa orang. Untuk menghormati kehadiran mereka, ijinkan saya bersholawat, karena Natal kali ini bebarengan dengan Maulid Nabi," tutur Wahyu kemudian menyenandungkan Sholawat Nabi di hadapan para jemaat.
Tepuk tangan para jemaat pun menggemuruh di dalam gedung gereja, usai Pendeta Wahyu bersholawat.
Ibadah Malam Natal pun diakhiri dengan doa bersama.
Para mahasiswa tampak bersalaman dengan para jemaat yang menuntaskan doa.
Mereka terlihat akrab.
Bahkan ada pula jemaat yang mengajak foto bersama dengan mahasiswa, berlatar belakang pohon Natal. (*)