TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Seorang dokter asal Lampung dilaporkan pergi dari rumah sejak 30 Desember 2015.
Polisi menerima kabar perginya dr. Rica Tri Handayani dan putranya berdasarkan laporan yang dibuat oleh suami Rica, Aditya Akbar Wicaksono, pada tanggal 31 Desember 2015 setelah tidak bisa menghubungi istrinya via telepon.
Dari laporan itu, polisi juga mengetahui, Rica meninggalkan pesan dalam surat sebelum pergi.
Selain itu, dalam suratnya, Rica juga menyampaikan tujuan kepergiannya meninggalkan keluarga.
"Jadi sebelum pergi itu Dr Rica sempat menulis surat dengan tulisan tangan," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY Kombes Pol Hudit Wahyudi saat ditemui, Senin (04/01/2015).
Dalam surat itu, lanjut Hudit, Rica meminta maaf tidak bisa berpamitan secara langsung kepada suami dan keluarganya sebab takut suaminya akan sedih.
Rica mengaku pergi karena menurut dia perkembangan Islam saat ini tidak sesuai dengan kaidah seharusnya sehingga banyak bencana yang terjadi.
Menurut dia, dalam surat tersebut, dirinya merasa bertanggung jawab untuk melengkapi kebenaran Tuhan.
"Dia (Rica) menulis ingin berjuang di jalan Allah. Surat itu sengaja di tinggalkan Dr Rica di rumah sepupunya sebelum pergi," tegasnya.
Melihat surat yang ditulis Rica yang berlembar-lembar, Hudit menduga, surat tersebut sudah ditulis selama beberapa hari.
Bahkan, kepergiannya dari rumah diduga kuat sudah direncanakan jauh hari.
"Tidak mungkin ditulis sehari, isinya panjang, berlembar-lembar dan ditulis tangan. Jadi besar kemungkinan kepergianya sudah direncanakan," tandasnya.
Hudit mengatakan, dalam surat itu, Rica juga menulis dirinya pergi bukan untuk bergabung dengan ISIS.
"Dia menulis pergi bukan untuk bergabung dengan ISIS atau sejenisnya, itu janji dia. Lalu ditulis juga kepergiannya tidak untuk selamanya," ucapnya.
Informasi kepergian Rica bersama putranya itu juga menyebar di media sosial dan broadcast message.