Laporan Wartawan Tribun Batam, Alvin Lamaberaf
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Pembubaran Badan Pengusahaan Batam, Kepulauan Riau yang disampaikan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo beberapa waktu lalu meresahkan para investor yang sudah dan akan berinvestasi di Batam.
Pernyataan Menteri Tjahjo tersebut memantik respon sejumlah pihak baik dari para investor, pemerintah, BP Batam dan masyarakat Kepri.
Ketua BP Batam, Mustofa Widjaja, meminta para investor tetap tenang dan terus melaksanakan kegiatan sesuai yang telah mereka laksanakan.
"Para investor tenang. Yang mau investasi silakan masuk dan yang sudah investasi laksanakan sesuai apa yang dibuat," kata Mustofa dalam ramah tamah BP Batam dengan kawasan industri di Batam pada Rabu (6/1/2015).
Ia berujar, pemerintah pusat tidak mungkin berbuat hal yang menyusahkan para investor dan perubahan ini harus dilihat secara positif yang justru bakal menguntungkan Batam.
"Kuncinya mencari jalan terbaik untuk Batam. Intinya buat Batam semakin lebih menarik dan baik. Saya mau sampaikan investor, semua peraturan masih berlaku dan ke depannnya semakin baik. Tolong sampaikan kita menuju lebih baik," kata Mustofa.
Apabilah ada perubahan pasti akan ada sosialisasi dan tidak dilakukan perubahan secara mendadak oleh pemerintah.
Ketua Apindo Batam, Oka Simatupang, mengatakan pernyataan Mendagri bahwa BP Batam dibubarkan telah membingungkan para investor dan berpotensi mengganggu investasi dan investor.
"Saya kaget enggak karuan. Hal-hal begini jangan terjadi, bikin orang bingung. Saya ditelepon, ditanya dan saya cek enggak ada. Kita lalu imbau dilakukan penjelasan," sambung Oka.
Oka berharap mudah-mudahan perubahan yang dilakukan pemerintah pusat akan mengarahkan masa depan investasi di Batam lebih baik seperti janji Ketua BP Batam Mustofa Widjaja.
"Janjinya akan lebih baik dan menarik investasi itu yang kita mau. Ini aset kita, sayang dibuang. Kalau ada ini atau hal-hal di dalamnya terjadi diganti atau diubah," kata Oka.
Terkait dualisme yang terjadi selama ini memang Oka akui tetap bertahan dan jalan. Tetapi banyak hal yang dialami karena dualisme ini justru menghambat lajunya investasi.
"Terus terang saja lambat dan biaya yang lebih besar dibanding kalau dilayani satu pintu," ungkap Oka.
Mook Sooi Wah, General Manager Batamindo, Piter, Mul dan pengusaha lainnya khawatir dan resah mendengar kabar BP Batam dibubarkan. Mereka berharap adanya perubahan untuk kebaikan.
"Kita khawatir dan kita sudah baca di surat kabar dan sudah ada kepercayaan. Semoga perubahan untuk kebaikan. Kita lihat secara positif," kata Mook Sooi Wah dan pengusaha lainnya.