News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ruang Kelas di SD Ini Hanya Dibatasi Selembar Kain Gorden

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ruang kelas SDN 235 Tekolabbua Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan yang hanya dibatasi selebar kain gorden. Kondisi ini Ketua DPRD Maros Chaidir Syam geram saat berkunjung, Kamis (7/1/2016)

Laporan Wartawan Tribun Timur Ansae Lempe

TRIBUNNEWS.COM, MAROS - Sebanyak 152 murid SDN 235 Tekolabbua Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan terpaksa masih harus belajar di gedung tua yang dibangun sejak tahun 1970 silam.

Dalam satu ruangan ada dua kelas yang menggunakannya. Kelas satu satu ruangan dengan dua, kelas tiga dengan lima, sedangkan kelas lainnya meggunakan satu ruangan juga. Setiap kelas hanya dipisahkan oleh selembar kain gorden saja.

Sejak didirikannya, sekolah tersebut tidak pernah mendapat perhatian Dinas Pendidikan untuk menambah ruang kelas. Bahkan siswa juga pernah belajar di perumahan tua yang dihuni oleh guru SD tersebut.

Seorang guru, Syamsiah mengatakan, sebenarnya kondisi belajar mengajar tersebut tidak pernah nyaman. Murid yang belajar terpaksa harus berdesak- desakan dan kepanasan.

"Sebenarnya, murid tidak pernah nyaman untuk belajar. Tapi tidak ada pilihan lain, mau tidak mau, kita harus mau. Kami berharap, pemerintah segera memperhatikan kami, perbaikilah sekolah kami," kata Syamsih.

Guru di SD tersebut mengaku kecewa dengan tindakan pemerintah yang terkesan tidak peduli terhadap pendidikan. Mereka mengaku dianaktirikan oleh pemerintah.

Pasalnya, pihak sekolah sudah beberapa kali meminta kepada Dinas Pendidikan dan DPRD Maros, untuk segera dilakukan penambahan ruang belajar namun tidak pernah direspon.

"Kami sudah meminta penambahan kelas, namun tidak pernah direspon. Kami tidak tahu lagi mau meminta kemana. Kami belajar begini sudah berpuluh- puluh tahun lalu," ujarnya.

Ketua DPRD Maros Chaidir Syam yang mengunjungi sekolah tersebut mengaku geram dengan tindakan dinas pendidikan dan anggotanya yang belum merespon perbaikan dan penambahan ruang kelas sekolah tersebut.

Chaidir mengaku, telah berkoordinasi dengan dinas pendidikab untuk segera membagun ruang kelas serta dilengkapi fasiltas yang layak. Sekolah tersebut harus menjadi prioritas lantaran sudah puluhan tahun tidak pernah mendapat perhatian khusus.

Menurutnya, kondisi sekolah tersebut sangat jauh kelayakan dan idealnya. Ruang kelas sangat sempit, sesak dan panas. Hal itu membuat murid tidak bisa belajar dengan baik.

"Kami meminta sekolah untuk segera membut proosal pembangunan ruangan. Tahun ini kami pastikan ruangan kelas itu rampung dikerjakan," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini