Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Pengamat ekonomi Kota Medan, Gunawan Benjamin mengatakan, pemerintah harus melakukan ragam kebijakan untuk turunkan harga daging sapi yang sudah naik, satu di antaranya menyediakan pasokan daging.
"Mahalnya daging sapi saat ini, yang dibutuhkan dalam jangka pendek adalah menyediakan pasokan yang mumpuni. Impor menjadi jalan keluarnya," katanya kepada Tribun Medan, Senin (25/1/2016).
Dalam jangka menengah yang dibutuhkan adalah keseriusan pemerintah dalam memasok kebutuhan daging sapi itu sendiri.
Dia menambahkan, pemerintah telah menunjuk sejumlah perusahaan BUMN untuk memasok sapi, termasuk sapi impor.
Tapi kewenangan itu tak berdampak bila BUMN tidak punya dana yang banyak.
"Alhasil pasokan menjadi kurang mumpuni. Penyertaan Modal Negara (PMN) dibutuhkan. Tren konsumsi protein dari daging sapi semakin meningkat, menunjukan ada pola konsumsi yang membaik di masyarakat," ujarnya.
Selain itu, kata dia, jika pemerintah bertekad untuk menghadirkan swasembada sapi lokal, pemerintah harus jernih dan cermat tentang kebijakan itu.
"Sebaiknya pemerintah jernih dan cermat dalam menilai apakah sapi lokal mampu memenuhi semua kebutuhan masyarakat dan harganya bisa dipastikan tidak naik (mahal)? Karena tidak bisa dipungkiri biaya produksi sapi dari Austalia paling efisien," katanya.
Menurutnya, datangkan sapi impor dari Australia lebih murah dibandingkan dengan menyediakan pasokan lokal. Namun, perlu diperbaiki cara untuk mensiasatinya dengan manajemen persediaan yang baik.
"Umumnya dikenal dengan istilah global supply chain. Artinya kita memiliki persediaan sendiri yang ada di negara lain dengan membangun gudang atau storage. Nah gudang tersebut nantinya jadi penyedia kebutuhan sapi di Indonesia," ujarnya.(*)